Home > Berita > Riau

72 Tahun Merdeka, Masih Ada Warga Riau yang Minum Air Gambut Mentah

72 Tahun Merdeka, Masih Ada Warga Riau yang Minum Air Gambut Mentah

Sampel air gambut dan sampel air yang telah melalui proses penyaringan. (foto: jmg)

Selasa, 05 September 2017 09:20 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Minimnya sumber air bersih di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, khususnya di Desa Kundur, Kecamatan Tebingtinggi Barat memaksa warga setempat masih mengonsumsi air gambut. Padahal, republik ini sudah 72 tahun merdeka. Mirisnya, warga meminum air gambut tanpa merebusnya terlebih dahulu tanpa khawatir terserang penyakit.

"Kalau direbus air gambut akan berubah rasa. Rasanya menjadi agak asam. Memang banyak mengatakan jika minum air mentah itu tidak sehat, tapi warga disini sudah biasa," kata Kepala Desa Kundur, Sutrisno, Senin (4/9/2017).

Sutrisno mengatakan, air gambut menjadi alternatif bagi masyarakat saat musim kemarau. "Kalau musim hujan, masyarakat Kundur menampung air hujan untuk keperluan makan dan minum," ujarnya, dilansir potretnews.com dari tribunnews.com.

Tidak heran, jika di setiap rumah warga terdapat kendi berukuran besar ataupun tong untuk menampung air hujan. Namun, warga Kundur tidak bisa mengandalkan sumber air dari hujan saja.

Pasalnya, musim kemarau di Meranti bisa terjadi hingga 4 bulan lamanya. "Persediaan air hujan dari tong-tong warga tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum masing-masing keluarga," ujarnya.

Sementara biaya pembuatan sumur bor dinilai sangat mahal di Meranti. Selain mahal, jarang sekali air yang dikeluarkan sumur bor memiliki rasa tawar seperti air pada umumnya. "Masyarakat tidak ingin mengambil risiko membuat sumur bor. Selain mahal, air yang keluar dari sumur bor rasanya payau," ujarnya. ***

Editor:
Muh Amin

Kategori : Riau, Meranti, Umum
wwwwww