Tower BTS Telkomsel Diduga Jadi Penyebab Rumah Milik Siu Ing di Selatpanjang Barat Retak-retak

Tower BTS Telkomsel Diduga Jadi Penyebab Rumah Milik Siu Ing di Selatpanjang Barat Retak-retak

Siu Ing (51) memberikan penjelasan kepada media.

Senin, 15 Agustus 2016 13:20 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Rumah batu semi permanen milik Siu Ing (51) warga Jalan Belanak 1 Kelurahan Selatpanjang Barat, Kepulauan Meranti, Riau, mulai retak-retak sejak 2 tahun belakangan. Retaknya rumah tersebut diduga akibat bangunan tower base transceiver stasion (BTS) milik Telkomsel yang dibangun di lahan rawa tak jauh dari rumah warga Tionghoa itu.

Pantauan pada Sabtu (13/8/2016) siang, rumah Siu Ing ini merupakan bangunan semi permanen antara batu dan kayu. Di beberapa ruangan, lantai dan dinding dibangun menggunakan batu hingga ke atas.

Sekilas tak ada yang terlihat aneh di rumah tersebut. Namun, setelah diperhatikan secara seksana, rumah Siu Ing ini rupanya retak-retak. Pada bagian pondasi lantai, tiang yang menyatukan antardinding, maupun dinding itu sendiri. Kondisi ini merata terjadi mulai rumah depan hingga rumah bagian belakang.

Siu Ing mengatakan retaknya bangunan rumah yang telah lama ditempati itu diduga akibat permukaan tanah turun, dan dikaitkan juga dengan keberadaan tower milik Telkomsel yang dibangun sekitar 3 meter di samping rumahnya itu. Siu Ing juga menunjukkan bagian bawah (pondasi) tower mulai terlihat menurun.

Prasangka itu semakin kuat apabila musim angin kencang. Kata Siu Ing lagi, rumah batu miliknya itu akan terasa bergoyang apabila tower Telkomsel itu bergoyang ditiup angin. Mereka khawatir kalau kondisi ini terjadi, maka rumahnya akan semakin rusak dan hal terburuk tower bisa tumbang lalu menghantam tempat tinggal beberapa warga di kawasan padat penduduk itu.

"Kita berharap pihak tower cepat menanggapi hal ini. Kita takut nanti semakin lama rumah semakin rusak, sekarang kita minta rehab saja," kata Siu Ing.

"Kalau tower bergoyang karena angin, rumah kami juga terasa bergoyang dan berbunyi krek...krekk," tambahnya lagi sambil menirukan bunyi yang kerapkali terdengar kalau angin bertiup kencang.

Di tempat sama, lurah Selatpanjangbarat Juwita Ratnasari mengatakan telah berkomunikasi dengan pihak tower Telkomsel ini. Namun, memang hingga Sabtu siang itu belum ada pihak tower merespon keluhan warga ini.

"Sekitar 2 minggu lalu sudah berkomunikasi. Katanya, mereka ingin ke sini menanggapi keluhan, namun belum (datang, red)," ujar Juwita.

Sebelumnya, Sabtu siang itu juga, RT04 Apeng mengatakan di depan rumah warga tersebut terkadang memang dilalui gerobak untuk mengangkut pasir dan batu. Namun, sangat jarang terdengar gerobak yang ukurannya sedang membuat rumah warga menjadi retak. Akibat kondisi yang dianggap mulai membahayakan ini, Siu Ing mengaku enggan melanjutkan pembangunan rumahnya. "Rencana kita rumah ini mau bikin dua lantai, tapi dengan kondisi seperti ini jadi kami takut," beber Siu Ing.

Guna mendengar langsung tanggapan dari pihak tower Telkomsel ini, media terhubung dengan Efendi di nomor telepon seluler 08116050** pada Minggu (14/8/2016) siang. Menurut Efendi, hal ini memang telah menjadi pembahasan di internal mereka. Namun, memang harus ada proses yang dilalui, sehingga tanggapan atas keluhan tidak bisa secepat layaknya membalik telapak tangan. Kata Efendi, komunikasi terakhir Ia dengan pihak atasan disepakati bahwa akan dikirim mitra mereka untuk turun ke lapangan.

Nanti, tambah Efendi, mitra mereka inilah yang akan menghandle, dan melakukan kajian atas retaknya rumah warga tersebut. "Saya telah sampaikan ke atasan. Kita koordinasikan dengan mitra kita. Rencana mau diapain, mau ngapain, ada tim yang akan menilai itu. Mereka akan mengkaji lebih teknis," ujar Efendi sambil mengatakan tim mereka akan ke lokasi pada, Senin (15/8/2016). ***

Editor:
Farid Mansyur

Sumber:
GoRiau.com

Kategori : Peristiwa, Meranti
wwwwww