Oknum P2TL PLN Diduga Peras Pengurus Mesjid, Warga Kapau Sari Pekanbaru Lapor ke Anggota DPRD

Oknum P2TL PLN Diduga Peras Pengurus Mesjid, Warga Kapau Sari Pekanbaru Lapor ke Anggota DPRD

Ilustrasi.

Jum'at, 05 Agustus 2016 21:33 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Warga Jalan Kapau Sari RT 02/RW 12 Kecamatan Tenayan Raya, melaporkan aksi kurang terpuji yang dilakukan oknum Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) PLN, ke DPRD Pekanbaru Provinsi Riau. Dugaan pemerasan dilakukan oknum P2TL, terkait pemutusan KWH meteran di Mesjid Darul Jannah di Jalan Kapau Sari Tenayan Raya, Jumat (5/8/2016).

Menurut keterangan warga di sekitaran Masjid Darul Jannah, Drs H Zahrial MP, sang oknum karyawan PLN meminta uang jutaan rupiah, atas kasus meteran yang diloskan di mesjid tersebut. Awalnya oknum PLN yang berinisial Ru, meminta uang Rp 11 juta, karena masjid tidak ada uang sebanyak itu, terjadi negosiasi hingga Ru minta uang Rp 5 juta. Namun pengurus mesjid tak membayarkannya, karena merasa tidak sesuai dengan aturan.

"Saya datang ke Kantor PLN Jalan Sutomo menanyakan itu, lalu karyawan PLN atas nama Bu Rukmi meminta uang Rp 5 juta. Berbagai macam alasan mereka," jelas Zahrial, seraya menyebutkan, pihak mesjid hingga kini tak membayar uang yang diminta pihak PLN.

Sehingga Jumat pagi tadi, PLN kembali memutuskan meteran masjid tersebut. Pemutusan pertama Rabu (3/8/2016) kemarin. Karena di masjid itu ada dua meteran, maka aktivitas masjid bisa menyala. Karena mesjid tak juga membayar uang yang diminta Rp 5 juta, PLN tadi pagi memutuskan meteran yang satu lagi.

Zahrial menceritakan, terjadinya los daya di masjid tersebut setelah Lebaran Idul Fitri kemarin. Ini dilakukan pengurus mesjid yang meminta bantuan lewat biro PLN, karena daya tidak tertampung. Sehingga sering hidup mati, tentunya menganggu ibadah. Rencana warga dan pihak masjid melaporkan los arus tersebut ke pihak PLN, tak kunjung terealisasi karena kesibukan.

"Kami telat baru 3 minggu. Pak RT dan RW serta ketua masjid tahu ini. Niat kami melapor ke PLN ada, tapi duluan diputus dan dimintai uang," tambahnya.

Karena kondisi ini, warga meminta agar DPRD bisa membantu persoalan ini ke PLN. Terutama mengungkap jaringan mafia pungli P2TL. Karena sebelumnya warga Kapau Sari juga ada yang diminta uang Rp 3,5 juta dan Rp 2 juta, karena persoalan meteran. ***

Editor:
Mukhlis

Sumber:
Tribunpekanbaru.com

Kategori : Pekanbaru, Umum, Politik
wwwwww