Home > Berita > Riau

Riau Bukan Lagi Tempat Transit Narkoba, tapi Kawasan Pemasaran

Riau Bukan Lagi Tempat Transit Narkoba, tapi Kawasan Pemasaran

Jajaran Reskrim Narkoba Polres Metro Jakarta Barat gagalkan penyelundupan sabu yang disamarkan dengan arang di tol Bakahueni Lampung pada Senin (15/4/2019).

Sabtu, 27 April 2019 08:21 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Maraknya peredaran  dan penangkapan narkoba dengan jumlah besar menjadikan Provinsi Riau bukan lagi sebagai tempat transit narkoba. Tetapi, wilayah Riau kini menjadi sasaran empuk pemasaran barang haram tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Kelapa BNN Riau Brigjen Untung Subagyo. ”Artinya, Riau kini sudah jauh lebih gawat dari sebelumnya yang dulu tempat tranasit narkoba. Kini sudah berubah tempat pelemparan atau pemasaran,” ungkap Untung, Kamis (26/4/2019).

Dari 12 kabupaten/kota yang ada di Bumi Lancang Kuning ini, Kota Pekanbaru menjadi yang paling banyak pengungkapan kasus narkotika. Barang bukti yang disita tak tanggung-tanggung, mencapai puluhan kilogram sabu-sabu.

Selain itu, Untung menambahkan, Riau sudah masuk dalam urutan ke-5 posisi rawan narkoba dari jaringan bandar Internasional. Sehingga, banyak tempat-tempat akses masuknya barang haram itu melalui pelabuhan tikus.

”Wilayah yang paling banyak sekali daerah pelemparannya di Pekanbaru. Karena lokasinya sangat banyak diungkap disini dengan jumlah barang bukti dari Bengkalis dan Dumai,” bebernya.

Lebih lanjut, Untung menyebut, hingga kini pihaknya masih mendalami pengungkapan 29 kilogram lebih sabu dan ribuan butir ekstasi yang disitanya selama bulan April 2019 di Kota Pekanbaru dan 50 kilogram sabu diwilayah Tembilahan, Kabupaten Inhil, lalu.

”Masih dikembangkan lagi tangkapan dari BNN pusat di Inhil dengan di Pekanbaru. Tidak menutup kemungkinan ada kaitannya dua wilayah yang ungkap, karena disana (Inhil) juga jaringannya dari luar,” terang Untung.

Di sisi lain, masih dalam menurut Untung, ditahun 2019 sejak Januari hingga April ini pihaknya telah menyita narkoba sebanyak 70 kilogram dan ribuan butir ekstasi dari berbagai merek. Kata Untung, jika dipukul rata dalam setahun, diperkiratan bisa setengah ton sabu.

”Jika kita liat dari jumlahnya, itu tandanya lebih banyak permintaan disetiap wilayah di Indonesia. Sehingga banyaknya suplai yang masuk, dengan nominal ratusan miliar. Kedepan, bagaimana kita melakukan pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba.

Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau telah menangkap 9 orang tersangka sebagi kurir dan pengedar narkoba di beda lokasi di Kota Pekanbaru, beberapa waktu lalu. Selain tersangka, aparat juga menyita barang bukti sabu hampir 30 kilogram dan ribuan ekstasi. ***

Artikel ini telah tayang di jawapos.com dengan judul "Riau Disebut Jadi Tempat Pemasaran Narkoba"

Editor:
Akham Sophian
Kategori : Riau, Hukrim
wwwwww