Home > Berita > Umum

Rombongan University Fatoni Thailand dan 6 Dosen Malaysia Terkesima di Desa Meskom

Rombongan University Fatoni Thailand dan 6 Dosen Malaysia Terkesima di Desa Meskom

Mahasiswa University Fatoni Thailand belajar Tarian Zapin Meskom bersama anggota Sanggar Menjulang Budaya. (F-POTRETNEWS.com/JUNAIDI USMAN)

Kamis, 08 Desember 2022 13:48 WIB
JUNAIDI USMAN

BENGKALIS, POTRETNEWS.com – Rombongan University Fatoni Thailand dan 6 dosen dari Malaysia melakukan Kunjungan Kebudayaan ke Desa Meskom Rabu malam (07/12/2022). Mereka terkesima dan kagum menyaksikan persembahan seni budaya anak-anak, remaja serta kaum ibu desa ini.

Dari pantauan potretnews.com, kedatangan rombongan dari Negeri Jiran ini memang menjadi tamu spesial bagi warga Desa Meskom. Sambutan hangat diberikan perangkat desa dan warga kepada mereka. Hal ini sudah terlihat saat rombongan beranjak dari rumah Kepala Desa (Kades) Meskom, Usman SP. Rombongan berjalan kaki diiringi dengan tabuhan “Kompang Berarak” oleh Grup Kompang Indah Budaya menuju ke Pentas Zapin yang berjarak sekitar 200 meter.

Begitu tiba di halaman Pentas Zapin, grup kompang yang menjadi juara pertama dalam Festival Kompang tahun 2022 tajaan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau ini menyelesaikan tabuhannya, dan disambut pula dengan tabuhan kompang lainnya yang beranggotakan anak-anak seusia SD.

Setelah semua undangan duduk di kursi yang telah disiapkan, Grup Kompang Indah Budaya mengawali acara dengan persembahan atraksi kompang. Aksi grup ini sangat mempesona dengan tabuhan dan bentuk formasi barisan yang menawan. Apalagi dilanjutkan dengan penampilan Tari Zapin Tradisi dari Sanggar Menjulang Budaya pimpinan Usman SP, sang Kades. Dengan lagu Bismillah yang dibawakan, membuat malam seakan semakin ‘terang’ di sekitar lokasi acara.

Dalam sambutannya, Kades Usman mengaku sangat gembira. Menurutnya kehadiran rombongan dari negara tetangga itu merupakan anugerah yang luar biasa. “Sehingga kita dapat menghubungkan silaturahim, hubungan kasih sayang diantara sesama manusia, khususnya antara sesama negara-negara serumpun, yaitu Indonesia, Thailand dan juga negara Malaysia,” ungkapnya.

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, silaturahim diantara kita tidak cukup sampai di sini, tapi Insya Allah kami dari Desa Meskom nantinya dapat berkunjung pula ke University Fatoni Thailand dan juga ke Malaysia,” tambahnya.

Sambutan hangat dari masyarakat Desa Meskom ini sangat berkesan oleh rombongan dari Thailand. Profesor Mahamadaree Waeno SE MSi dari University Fatoni Thailand dalam sambutannya berterima kasih atas penyambutan baik tersebut. Dengan bahasa Thailand lalu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu ia berkata sangat senang dapat berkunjung ke Desa Meskom. Ia berharap jalinan persaudaraan yang tercipta ini dapat terus berkesinambungan, khususnya antara tiga negara, Indonesia, Thailand dan Malaysia.  

“Sebenarnya saya diri saja Thailand. Baju (saya) dari Malaysia, sarung dari Aceh. Jadi diri saya adalah three in one, yaitu Thailand, Malaysia dan Indonesia,” ujarnya sembari disambut tepuk tangan tamu yang hadir.

“Terima kasih kepada semuanya, baik masyarakat Malaysia maupun Bengkalis tentunya,” tutur Prof Mahamadaree lagi.

Sementara itu, Puan Jaimah binti Abdul Manap dari Institute Pendidikan Guru (IPG) Kampus Perempuan Melayu Malaysia mengaku merasa bangga karena dilahirkan sebagai seorang Melayu. Karena menurutnya Melayu itu sangat besar dan ada dimana-mana. Termasuk di Kabupaten Bengkalis, khususnya di Desa Meskom.

“Malam hari saya cukup bangga. Kami merasakan kehangatan semangat Melayu lewat tarian dan syair tadi ditampilkan. Alhamdulillah,” kata Puan Jaimah binti Abdul Manap.

Puan Jaimah menyebutkan, kedatangan ke Kabupaten Bengkalis selain untuk menjadi juri pada pertandingan syair di STIE Syariah Bengkalis, dirinya juga berencana membentangkan satu kajian tentang pantun dondang sayang. “Jadi, kalau nak dengar sedikit kajian saya tentang pantun dalam dondang sayang bolehlah saksikan. Kami juga ada buat PLC (rencana) dengan STIE Syariah Bengkalis untuk buat khidmat masyarakat,” tuturnya.

Tahun depan, lanjut Puan Jaimah, pelajar-pelajar dari kampus IPG Kampus Perempuan Melayu Melaka direncanakan akan datang kembali untuk buat khidmat masyarakat. Mungkin salah satu acaranya adalah duduk di rumah penduduk kampung untuk membaur, untuk merasai budaya sebenarnye Melayu di Bengkalis ini,” beber Puan Jaimah dalam dialek Melayu Malaysianya.

“Pertama turun dari feri, naik kereta, saya rasa macam balik kampung. Memang keadaannya, suasananya, caranya, hingga reka bentuk rumahnya, memang hampir sama dengan rumah kampung di Malaysia terutama di Malaka dan Johor,” terangnya.

Di sisi lain, Ketua STIE Syariah Bengkalis Dr Khodijah Ishak SHi MESy yang ikut hadir mendampingi rombongan pada kunjungan ini dalam sambutannya mengatakan bahwa antara STIE Syariah Bengkalis dengan IPG Kampus Perempuan Melayu Malaysia sudah bekerja sama sejak 2018 lalu. Begitu juga dengan University Fatoni Thailand yang telah menjalin hubungan baik dengan STIE Bengkalis sejak beberapa waktu lalu.

Menurut Khodijah, hadirnya University Fatoni Thailand ini sebenarnya tak lain untuk mengikuti pertandingan futsal yang akan dilaksanakan di Bengkalis, bersama dengan beberapa perguruan tinggi yang ada di Bengkalis. Kegiatan itu diikuti hampir 41 klub futsal SMA/SMK di Kabupaten Bengkalis dengan total peserta hampir mencapai 645 orang.

“Ini merupakan dukungan dan support dari seluruh masyarakat dalam rangka memajukan STIE Syariah Bengkalis, terutama untuk mewujudkan unggul sesuai dengan visi menjadi kampus STIE Syariah Bengkalis unggul di wilayah rumpun Melayu.

Khodijah menuturkan, Profesor Mahamadaree yang hadir malam ini merupakan tokoh yang diutus dari University Fatoni Thailand untuk belajar terutama ekonomi Islam untuk dikembangkan di wilayah Fatoni Thailand.

“Kegiatan seni ini merupakan nilai aset yang berharga bagi kita bersama. Tarian Zapin dan Kompang memiliki nilai jual tinggi yang bisa kita paparkan di skala nasional dan internasional. Ini bisa menarik minat para pelancong datang ke bumi Kabupaten Bengkalis. Jadi, harus dipertahankan sehingga dengan kehadiran wisatawan di daerah ini tentu akan mendukung ekonomi yang ada di Kabupaten Bengkalis,” beber Khodijah Ishak.

Beberapa bulan lalu, terang Khodijah, STIE Syariah Bengkalis juga membawa rombongan mahasiswa Malaysia datang ke Bengkalis dan beberapa desa yang ada di Kecamatan Bengkalis. “Dari kunjungan itu yang menarik minat mereka adalah tenun, karena tenun mempunyai nilai jual yang tinggi di wilayah Malaysia. Kehadiran wisatawan menjadikan tenun Bengkalis tentu akan mendukung ekonomi masyarakat Kabupaten Bengkalis,” ungkapnya.

Dr Khodijah menyebut program ini sesungguhnya sudah direncanakan sejak jauh hari. Dengan kehadiran penampilan seni budaya khususnya di kampung zapin ini, ia berharap dapat meningkatkan kunjungan, khususnya dari warga negara asing yang akan berkunjung di Kabupaten Bengkalis Negeri Junjungan.

“Harapan kami, seni budaya zapin dan seni budaya Melayu Bengkalis ini senantiasa dikembangkan untuk selanjutnya dilestarikan sehingga menjadi penerus generasi muda dengan nilai jual yang paling tinggi di masyarakat,” pesan Dr Khodijah Ishak. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww