Home > Berita > Umum

Piagam Penghargaan Penetapan KH Imam Bulqin sebagai Pejuang Riau Diserahkan Ahli Warisnya ke Bupati Bengkalis

Piagam Penghargaan Penetapan KH Imam Bulqin sebagai Pejuang Riau Diserahkan Ahli Warisnya ke Bupati Bengkalis
Rabu, 17 Agustus 2022 19:27 WIB

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Setelah almarhum KH Imam Bulqin ditetapkan sebagai Tokoh dan Pejuang Daerah Riau oleh Gubernur Riau dalam Sidang Paripurna DPRD Riau sempena Hari Jadi Provinsi Riau ke-65 pada 9 Agustus 2024 kemarin, selanjutnya ahli waris menyerahkan piagam penghargaan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis, Selasa (16/8/2022).

Penyerahan Piagam Penghargaan bernomor Kpts.1184/VIII/2022 tentang Penganugerahan kepada KH Imam Bulqin alias KH Saleh dilakukan oleh H Komari, cicit Imam Bulqin ini diterima langsung oleh Bupati Bengkalis Kasmarni di Wisma Sri Mahkota, Bengkalis.

Turut mendampingi penyerahan piagam ini Abah Guru Ahmad Fadhli Inayatullah pimpinan Majlis Ilmu dan Amal (MIA) Al-Burdah Baa Khaalish 2002), Ketua Umum MUI Kabupaten Bengkalis Buya H Amrizal yang juga Ketua Tim Penulis Sejarah KH Imam Bulqin dan Marzuli Ridwan Al-bantany, Muhammad Al Mansur dan beberapa anggota pengurus MUI Kabupaten Bengkalis lainnya.

Pada pertemuan dan silaturrahmi yang berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan tersebut, Bupati Kasmarni mengungkapkan rasa bahagia dan apresiasinya atas penganugerahan kepada KH Imam Bulqin yang merupakan seorang ulama karimastik Bengkalis yang besar jasanya. Tidak hanya berjasa dalam mengajarkan ilmu agama, namun juga seorang pemimpin serta pejuang dalam melawan penjajah ketika Agresi Militer Belanda II terjadi, yakni dalam Perang Sosoh di Pedekik pada tahun Januari 1949.

Dalam kesempatan tersebut, Kasmarni juga mengucapkan terima kasih kepada segenap Tim Penulis serta para penggali sejarah KH Imam Bulqin yang selama ini telah mengusulkan dan memperjuangkan gelar pejuang daerah Riau kepada KH Imam Bulqin. Bahkan beliau menginginkan agar buku Profil Ulama Karismatik di Kabupaten Bengkalis yang juga memuat sejarah KH Imam Bulqin dan telah ditulis itu dapat dicetak kembali dan disebarluaskan kepada masyarakat sehingga semua pihak dapat mengetahui sejarah perjuangannya.

Sementara itu, H Komari kepada Bupati Kasmarni menyampaikan sejumlah harapan agar kedepannya makam KH Imam Bulqin yang berada di TPU Desa Pasiran Kecamatan Bantan dapat dimasukkan sebagai salah satu Cagar Budaya Kabupaten Bengkalis, sehingga nantinya dapat dibangun Gapura Makam Karomah Tokoh Pejuang Daerah Riau serta Pendopo Makam. Beberapa fasilitas lainnya juga juga perlu dibangun, seperti selasar dan tempat berwudhu sehingga memudahkan masyarakat, santri dan ahli keluarga untuk berziarah.

Komari juga menyebutkan ada beberapa peninggalan sejarah almarhum KH Imam Bulqin seperti Masjid Hubbutaqwa Pasiran (tempat kejadian tragedi Jum’at berdarah) yang juga dapat dibangun Tugu Pahlawan sebagai tanda perlawanan terhadap para penjajah yang mengorbankan beberapa murid beliau yang menjadi pejuang, seperti Rajimun (selaku Penghulu masa itu), Masyhud (anak laki-laki KH Imam Bulqin), Santarik dan Usman.

“Hal ini tentu bertujuan agar dengan adanya tugu tersebut, generasi muda akan selalu ingat dengan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan terdahulu sehingga terpatri di sanubari mereka rasa cinta akan tanah air dan semangat mempertahankan kemerdekaan dengan cara memajukan negeri,” sebut H Komari.

Pihak keluarga juga menyampaikan kepada Bupuati Bengkalis beberapa usulan dari tokoh masyarakat agar menyematkan nama KH Imam Bulqin pada salah satu nama Jalan poros di Kota Bengkalis. Hal ini diniatkan agar dengan penyematan nama jalan ini dapat menjadi pengingat atas jasa dan perjuangan almarhum di masa lalu.

Di akhir pertemuan tersebut, Bupati Bengkalis Kasmarni juga berharap kedepannya agar pemerintah bersama DPRD dan beberapa instansi terkait juga dapat memberikan penghargaan serupa kepada tokoh masyarakat Bengkalis yang diberikan pada peringatan Hari Jadi Bengkalis berikutnya. Hal ini penting, sebab apa yang telah dicapai pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bengkalis hari ini tidak terlepas dari peran para tokoh terdahulu.

Sekelumit perjuangan KH Imam Bulqin di masa Agresi Militer Belanda II di Bengkalis, beliau adalah tokoh yang paling dicari-cari oleh pihak penjajah waktu itu, sehingga terjadilah tragedi Jum’at Berdarah yang sangat memilukan di Masjid Pasiran. Perjuangan beliau yang mengorbankan segalanya demi masyarakat Bengkalis dan Indonesia dinilai sangat luar biasa. Bahkan kedua putranya (Hasyim dan Masyhud) beserta murid-muridnya turut gugur dalam pertempuran demi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Semasa hidupnya, KH Imam Bulqin merupakan sosok pejuang yang sangat berjasa bagi masyarakat, bangsa dan negara, baik di bidang sosial keagamaan dan kemasyarakatan, kebudayaan serta perannya dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Bengkalis ketika itu.

Sosok pejuang dan ulama karismatik Bengkalis yang berasal dari tanah Jawa ini, wafat di Pasiran pada tanggal 7 September 1974, bertepatan hari Senin, 2 Rajab 1396 Hijriyah dalam usia 93 tahun setelah menderita sakit.

Sebagai bentuk syukur dan tanda penghormatan kepada KH Imam Bulqin atas telah ditetapkannya sebagai Tokoh dan Pejuang Daerah Riau, pada Selasa malam kemarin, masyarakat dan Pemerintah Desa Pasiran, Kecamatan Bantan menggelar acara kenduri syukuran yang dipusatkan di Masjid Hubbuttaqwa Desa Pasiran.

Kenduri syukuran yang selain diisi dengan pembacaan do'a, juga paparan sejarah singkat KH Imam Bulqin oleh pihak keluarga itu yang dilanjutkan dengan ziarah bersama ke makam beliau di TPU Desa Pasiran oleh masyarakat, para pemuda dan pelajar dan mahasiswa.***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww