Home > Berita > Umum

Ternyata di Jakarta Ada Lokalisasi Bawah Tanah yang Beroperasi saat Ramadan, Bercak Benih Pria Berceceran di Kasur

Ternyata di Jakarta Ada Lokalisasi Bawah Tanah yang Beroperasi saat Ramadan, Bercak Benih Pria Berceceran di Kasur

Ruangan bawah tanah di lokalisasi Gang Royal, Penjaringan, Jakarta Utara, yang menyajikan kamar bercinta berukuran sempit

Kamis, 06 Mei 2021 12:15 WIB

JAKARTA, POTRETNEWS.com — Bercak benih pria berceceran di kasur, ruang bercinta Gang Royal Jakarta ada di bawah tanah, pengap. Lokalisasi Gang Royal di kawasan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, digerebek aparat Satpol PP Jakarta Utara, petang kemarin.

Beroperasi di bulan Ramadan, kafe-kafe yang menyediakan kamar untuk tempat para wanita penghibur melayani nafsu pria hidung belang pun dibongkar anggota Satpol PP. Terlihat beberapa kasur masih ada noda bercak-bercak yang diduga bekas benih pria berceceran.

Alat kontrasepsi yang berserekan di beberapa kafe Gang Royal. Ada yang bekas pakai, ada yang masih utuh. Kondom-kondom itu didapati dari dalam kamar yang memang disediakan di masing-masing kafe. Penertiban berawal saat petugas masuk dari gapura samping Sekretariat RW 13 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Petang itu, sekitar pukul 16.40 WIB, dari gapura itu, petugas gabungan yang berjumlah sekitar 80 orang memasuki gang sempit mengarah ke kafe-kafe Gang Royal. Di kiri kanan gang, terlihat beberapa kafe dalam kondisi tak terkunci.

Di dalamnya terlihat kosong melompong, hanya ada beberapa krat minuman keras yang tersisa. Baru beberapa langkah memasuki gang tersebut, petugas melihat ada seseorang yang mencoba kabur dengan cara menaiki tangga ke arah rel kereta.

Petugas berteriak ke arah orang tersebut. Karena tak ada jawaban, akhirnya pintu mengarah ke rel dicoba didobrak dengan menggunakan kursi kayu. Gang Royal posisinya di bantaran rel kereta perbatasan Jakarta Utara-Jakarta Barat di wilayah Penjaringan.

Dalam tiap kafe yang rata-rata terdiri dari dua lantai, bisa dimasuki lewat bawah alias melalui gapura, bisa juga dikunjungi lewat atas alias dari pintu-pintu pinggir rel.

Satu per satu pintu kafe di pinggir rel tersebut mulai didobrak. Tiap-tiap kafe penghuninya kosong, namun barang-barang di dalamnya masih utuh. Kasur, bantal, kursi, hingga pengeras suara yang biasa digunakan di lokasi prostitusi tersebut tak luput dibongkar petugas.

Wakil Camat Penjaringan Holi Susanto mengatakan, pembongkaran ini menindaklanjuti aduan masyarakat soal tempat hiburan malam yang meresahkan di Gang Royal. Apalagi, aktivitas-aktivitas di lokasi itu masih gencar saat bulan suci Ramadan.

"Masyarakat melihat di Royal ini masih ada kegiatan di bulan suci Ramadan. Jadi kita bersama-sama Satpol PP untuk penertiban daerah ini," kata Holi usai penertiban, Rabu (5/5/2021) petang, melansir Tribunnews.com.

Dalam prosesnya, petugas gabungan yang terdiri dari Satpol PP, TNI-Polri, hingga petugas PPSU membongkar sedikitnya 17 kafe di kawasan itu. Hanya saja, tidak ada satupun pemilik maupun pekerja kafe yang diamankan dalam razia hari ini.

"Kita lakukan penertiban 17 kafe. Saat ini belum ada wanita malam yang diamankan," ucap Holi.

Barang-barang yang dibongkar dari kafe prostitusi Gang Royal kemudian dibawa ke gudang penyimpanan di kawasan Koja, Jakarta Utara. Para pemilik bisa mengambil barang-barang mereka setelah membuat surat pernyataan dan mengikuti sidang tindak pidana ringan di pengadilan.

Pembongkaran yang berlangsung lebih dari satu jam ini berlangsung kondusif. Hanya saja, warga setempat sempat ramai-ramai menyaksikan petugas membongkar kafe-kafe sepanjang rel itu.

Kamar di Bawah Tanah

Dari pinggir rel perbatasan Jakarta Utara-Jakarta Barat, tepatnya di wilayah RW 13 Kelurahan Penjaringan, salah satu kafe prostitusi sepi dari aktivitas mencolok.

Saat 80 personel gabungan melakukan pembongkaran di lokalisasi yang dikenal dengan nama Royal alias Gang Royal itu pada Rabu (5/5/2021) sore tadi, kafe tersebut juga tak terkunci rapat.

Kafe tanpa nama itu bernomor 8. Tembok oranye yang membedakannya dengan kafe-kafe lain di Gang Royal dilengkapi dengan pintu kayu bernuansa cerah. Kafe tersebut termasuk satu dari 17 tempat hiburan malam yang dibongkar menyusul aduan warga soal praktik prostitusinya yang meresahkan selama bulan Ramadan.

Dalam pembongkaran sore tadi, petugas awalnya memasuki kafe tersebut dari pinggir rel dan mendapati ruangan di dalamnya kosong. Meski demikian, petugas dibuat tertarik dengan keberadaan dua pintu di lantai kafe itu. Ketika pintu-pintu dibuka, ternyata di dalamnya ada tangga yang mengarah ke ruangan bawah tanah.

Ruangan itu dibuat serupa bungker, meski secara teknis, tempatnya berada di lantai dasar alias di bawah rel. Lokalisasi Gang Royal sendiri posisinya di bantaran rel kereta perbatasan Jakarta Utara-Jakarta Barat di wilayah Penjaringan.

Tiap kafe rata-rata dua lantai, bisa dimasuki lewat bawah alias melalui gapura, bisa juga dikunjungi lewat atas alias dari pintu-pintu pinggir rel. Di ruangan bawah tanah itu terdapat tiga kamar dan satu kamar mandi.

Setiap kamar berukuran mirip kuburan.

Dengan luas sekitar 2 x 1 meter, tiap-tiap kamar terlihat sempit ketika kasur yang memenuhinya menyentuh dinding ke dinding. Suasana gelap dibalut hawa yang sangat pengap menyelimuti kamar-kamar tempat PSK menjajakan pelanggan pada ruangan bawah tanah tersebut. Lampu remang-remang yang masih menyala belum sanggup menerangi sekeliling ruang bawah tanah yang terlanjur dibalut kegelapan.

Bau tidak sedap juga perlahan menusuk rongga hidung ketika petugas mulai turun untuk membongkar kamar-kamar tempat bercinta itu. Petugas mendapati koper berisi pakaian dari salah satu kamar. Sementara dari kamar lainnya, petugas hanya mendapati stop kontak listrik serta sebungkus tisu utuh.

Kasur serta barang-barang dari ketiga kamar itu kemudian dibongkar dan dibawa petugas menuju gudang penyimpanan. Kasur bercak sperma dan kondom bekas pakai.

Adapun berdasarkan pengamatan TribunJakarta.com, salah satu jenis barang yang paling banyak ditemukan petugas dari setiap kafe ialah kasur busa. Kasur-kasur itu disinyalir bekas dipakai para pekerja seks komersial (PSK) Gang Royal melayani nafsu pria hidung belang. Hal itu terlihat dari bercak diduga sperma yang menodai sprei dari beberapa kasur.

Satu kasur yang diangkut dibalut sprei motif bunga dengan warna dasar merah muda. Warna dasar yang terang itu terlihat kontras dengan noda yang mengotorinya. Ada noda-noda berbentuk lingkaran yang tersebar di sprei motif bunga itu. Tak sedikit dari petugas yang mengangkut kasur tersebut juga menduga bercak itu tak lain adalah noda bekas bercinta.

"Ada, bercak-bercaknya tuh," celetuk salah seorang petugas sambil terkekeh.

Selain kasur, petugas gabungan juga mengangkut barang-barang lain dari dalam setiap kafe. Kipas angin, wadah berisi minuman keras, kursi panjang, hingga pengeras suara tak luput dibongkar petugas. Benda-benda khas lokalisasi lainnya yang didapati petugas ialah alat kontrasepsi. Salah seorang anggota TNI yang ikut dalam pembongkaran Gang Royal mendapatkan dua bungkus kondom berceceran di salah satu kafe.

"Ini ada dua kondom ya. Satu masih terbungkus, satu udah terbuka, udah dipakai. Merek Sutra," kata petugas tersebut.

Wakil Camat Penjaringan Holi Susanto mengatakan, pembongkaran ini menindaklanjuti aduan masyarakat soal tempat hiburan malam yang meresahkan di Gang Royal. Apalagi, aktivitas-aktivitas di lokasi itu masih gencar saat bulan suci Ramadan. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww