Home > Berita > Umum

Penjual Bandrek Meninggal Usai Jadi Imam Salat Zuhur di Masjid

Penjual Bandrek Meninggal Usai Jadi Imam Salat Zuhur di Masjid

Tangkapan layar video saat Hasan Basri bin Tandayong meninggal usai menjadi imam Salat Zuhur.

Rabu, 03 Februari 2021 16:48 WIB

BATAM, POTRETNEWS.com — Usai menjadi imam Salat Zhur di sebuah masjid di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), seorang penjual bandrek meninggal dunia. Kabar ini membuat heboh kalangan masjid dan kerabat sang imam.

Para jemaah yang juga kenalan sang imam yang wafat terus terang mengatakan mereka ingin mati secara husnulkhatimah seperti yang dialami sang penjual bandrek.

Sementara sang istri imam yang wafat, mengaku perasaannya bercampuk aduk antara sedih dan bangga. Sedih karena kehilangan seorang suami yang baik dan alim.

Bangga karena suaminya meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah, meninggal dunia dalam kondisi yang baik, di tempat yang baik dan sedang mengerjakan amal yang baik.

Dilansir dari Tribun Batam, Hasan Basri bin Tandayong meninggal dunia usai mengimami sholat dzuhur di Masjid Al-Muttaqin, Jalan Bengkong Harapan II, Bengkong Laut, Kecamatan Bengkong, Batam, Kepulauan Riau, Senin, (1/2/2021) lalu.

Dalam rekaman CCTv Masjid Al-Muttaqin, sesaat sebelum meninggal, Hasan sempat memimpin sholat berjamaah lalu berdzikir hingga akhirnya tergeletak tak bernyawa. Kejadian itu sempat viral di media sosial serta menjadi topik pembicaraan di kalangan Imam yang ada di Batam.

"MasyaAllah mas, sungguh beruntung beliau (Hasan) wafat dalam keadaan baik, tepat setelah usai melaksanakan sholat dzuhur di masjid ini, waktu itu beliau yang menjadi imam dan kini menjadi pembicaraan para Imam masjid Batam di dalam grup WhatsApp, bahkan ada yang bilang mereka ingin wafat dengan cara yang sama yang dilalui Hasan, saya juga termasuk salah satunya," kata Jamal Ghofar (35), Imam Masjid Al-Muttaqin.

Hasan sebenarnya seorang Muadzin dan baru sekitar hampir 10 bulan aktif di Masjid Al-Muttaqin. "Sebelum wafat, beliau sering belajar doa sama saya bang, beliau itu orang baik, dalam kesehariannya beliau jarang berkomunikasi kalau tidak penting," ujarnya.

Sebelumnya, Hasan belum pernah menjadi imam. Karena sebenarnya Imam Masjid itu adalah Jamal. "Namun saat itu saya tidak bisa menjadi imam sebab istri saya sedang masak dan saya sendiri sedang menggendong anak saya paling kecil yang masih bayi, sambil menggendong saya memperhatikan CCTv, tak lama setelah sholat dzuhur selesai beliau tumbang dan wafat," katanya.

Diketahui Hasan adalah seorang penjual bandrek dan pisang keju di kawasan Taman Jodoh. Evi (54), istri Hasan mengatakan, mereka sehari-hari bekerja sebagai penjual bandrek dan pisang keju.

"Setiap hari saya dan almarhum bapak (Hasan) menjual bandrek dan pisang keju di Taman Jodoh," kata Evi di kediamannya, RT 04 RW 07, blok N, nomor 69, Kelurahan Bengkong Indah, Kecamatan Bengkong, Batam, Rabu (3/2/2021).

Saat mengetahui suaminya meninggal, Evi sangat kaget dan terpukul. "Awalnya dia bilang ke saya, mau ke masjid, mau Salat Zuhur, terus tak lama saya dapat kabar dari tetangga katanya bapak pingsan di masjid, jadi pas saya datang ke masjid, bapak sudah tidak ada," kata Evi sambil menangis.

Wanita itu mengaku perasaannya campur aduk antara kesedihan, kebanggaan dan juga keikhlasan dirinya. "Saya enggak tau perasaan saya sekarang bagaimana, saya bersedih karena suami saya meninggal, saya bangga karena suamiku wafat dalam keadaan baik (husnul khatimah) dan juga saya harus ikhlas dengan kepergiannya, setidaknya kewajiban dia sebagai oran tua sudah terpenuhi, dia telah menikahkan anak perempuannya," ujarnya.

Hasan diketahui memiliki 3 orang anak, dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki. Di lokasi sama, Nora (28) anak kedua Hasan mengatakan, ayahnya adalah seorang muadzin (pengumandang suara azan) di Masjid Al-Muttaqin.

"Sebelum Ayah wafat, beliau bahkan masih belajar agama bang, Ayah belajar doa untuk dibaca setelah salat, bahkan sedang jualan pun ayah membaca doa itu, karena ayah memang belum hafal doa itu, bahkan doa itu ia tulis dalam secarik kertas dengan bahasa Indonesia," kata Nora dengan mata yang berkaca-kaca.

Pantauan Tribunbatam.id, di rumah duka, terlihat tenda duka masih berdiri di depan rumah, tampak keheningan sesaat terjadi saat Ibu Evi dan Nora anaknya menceritakan almarhum Hasan. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww