Home > Berita > Riau

MUI Bengkalis: Semakin Langka Pemuda di Kampung-Kampung yang Paham Mengurus Jenazah

MUI Bengkalis: Semakin Langka Pemuda di Kampung-Kampung yang Paham Mengurus Jenazah

Para peserta dan panitia foto bersama pemateri pelatihan penyelenggaraan jenazah, H Muhammad Sidik, Jum'at (18/9/2020).

Jum'at, 18 September 2020 21:04 WIB
Junaidi

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Komunitas Pemuda Penggerak Dakwah Islam (Kompen Dendakis) Kabupaten Bengkalis, Riau, untuk kali kedua menaja Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah, Jum'at (18/9/2020).

Pelatihan digelar di aula Kantor Camat Bengkalis berlangsung selama beberapa jam sejak bakda Jum'at sekitar pukul 23.20 WIB hingga azan Asar diikuti oleh 18 peserta utusan masjid musala di Kecamatan Bengkalis dan Bantan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bengkalis Buya Amrizal, MAg dalam sambutannya memberikan apresiasi kegiatan ini. Dia mengaku bangga karena ada anak-anak muda yang mau berfikir dan mau bergerak untuk mengadakan pelatihan penyelenggaraan jenazah yang seharusnya dipikirkan dan dilaksanakan oleh kaum tua tapi malah mereka yang punya ide dan gagasan untuk menyelenggarakannya.

”Tentunya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka karena memang sebagaimana kita ketahui penyelenggaraan fardhu kifayah ini di kampung-kampung kita sudah semakin langka dikerjakan oleh kaum muda. Kalaupun ada dikerjakan kaum muda itu bisa dihitung dengan jari. Mudah-mudahan melalui pelatihan ini bisalah melanjutkan estafet penyelenggaraan fardhu kifayah di kampung-kampung kita nantinya," kata Buya Amrizal kepada potretnews.com, Jumat (18/9/2020) setelah membuka acara.

Disebutkan Buya Amrizal, penyelenggaraan fardhu kifayah adalah sesuatu yang sangat penting karena hal ini merupakan kewajiban umat Islam terhadap Muslim (beragama Islam, red) yang meninggal dunia.

”Ketika di suatu wilayah tidak ada seorang pun yang menyelenggarakan jenazah maka itu menjadi dosa bagi kaum muslimin di wilayah tersebut. selanjutnya jika ada orang yang menyelenggarakan fardhu kifayah itu maka gugurlah dosa seluruh kaum muslimin di wilayah tersebut. Bayangkan jika yang meninggal dunia itu dalam jumlah yang banyak sedangkan orang yang menyelenggarakan fardhu kifayah itu terbatas, maka pelatihan ini sangat urgen atau penting," terang Buya Amrizal.

Kepada para peserta, Buya Amrizal berpesan setelah mengikuti pelatihan penyelenggaraan fardhu kifayah itu, agar berusaha untuk ikut terlibat dalam penyelenggaraan jenazah.

”Ketika ada orang meninggal dunia maka meminta izin lah kepada penyelenggara fardhu kifayah yang biasa menyelenggarakannya untuk ikut serta. Di samping kita ingin menerapkan pengalaman para peserta yang didapatkan dari pelatihan ini, bisa dipadukan dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan di lapangan sehingga estafet ini akan berlanjut,” ujar Buya Amrizal.

Sementara itu, dalam pelatihan terjadi tanya jawab serius antara peserta dan H Muhammad Sidik selaku pemateri.

Seorang peserta utusan Masjid Nurul Huda Kelurahan Rimbas Sekampung, Muhammad Irfan Syahputra kepada media ini mengaku sangat bahagia bisa ikut pelatihan ini.

”Bisa tahu cara Salat Jenazah. Saya ucapkan terima kasih kepada Kompem Pendakis atas penyelenggaraan pelatihan ini. Mudah-mudahan kegiatan selanjutnya bisa berjalan dengan lancar lagi," harap Irfan sang pemeran Si Bolang episode Bocah Petualang 29 Januari 2016, Petualangan Di Negeri Junjungan, siaran di Trans 7 seraya menyebutkan kala bapaknya meninggal dunia kemarin dirinya ikut serta menyalatkan.

Di ujung acara, H Muhammad Sidik menyerahkan piagam penghargaan kepada semua peserta. Muhammad Akbar, Ketua Kompem Pendakis menuturkan, pelatihan di atas dilaksanakan secara bertahap di wilayah Kecamatan Bengkalis, yang Alhamdulillah lancar sehingga mereka mendapatkan jemputan dari Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Rahmah Yeni untuk menggelar pelatihan serupa di Kecamatan Bandar Laksamana dan Kecamatan Siakkecil.

”Kami sangat bersyukur karena anak-anak muda di Bengkalis ini sungguh luar biasa semangat dalam mengikuti pelatihan ini. Hadirnya kami sebagai wadah bagi anak muda agar bisa menyampaikan aspirasi tentang keagamaan yang belum mereka fahami secara keseluruhan. Mari kita sesama pemuda mari kita sama-sama menggerakkan dan menjaga anak-anak muda dari kekejaman globalisasi," tutur pelajar MAN 1 Bengkalis ini.

Akbar sangat menyayangkan melihat musala yang jarang dibuka karena pemuda tidak mau mengambil peranan, dirinya melalui Kompem Pendakis mendorong pemuda itu agar bisa mengaktifkan kembali musala tadi yang dulu pernah ada Ikram Ikatan Remaja Masjid, Irmas (Ikatan Remaja Musala) sehingga pelatihan penyelenggaraan jenazah akan digelar di setiap masjid musala baik di kota maupun desa.

Tak lupa Akbar mengucapkan ribuan terima kasih kepada para donatur yang berasal dari elemen pemerintahan, swasta, maupun pribadi, ”Pak Ade Suwirman SSTP MAP itu sosok Pak Camat yang milenial dan luar biasa. Ketika kami menyampaikan rencana pelatihan ini, beliau langsung memberi support dan dorongan sehingga kami bersemangat untuk melakukan pelatihan ini. Ribuan terima kasih juga kepada seluruh peserta, orang-orang tua dan pengurus masjid musholla yang telah mengirimkan utusan. Semoga apa yang kami lakukan menjadi jariah dan disampaikan kepada pemuda lainnya," ungkap tulus Muhammad Akbar di akhir wawancara. ***

Kategori : Riau, Umum
wwwwww