Home > Berita > Umum

Kopi atau Bandrek Aren Kini Sedang Tren di Pekanbaru

Kopi atau Bandrek Aren Kini Sedang Tren di Pekanbaru

Pondok kopi aren di Kompleks Damai Langgeng Blok K Pekanbaru/DETIK.com

Minggu, 02 Agustus 2020 08:15 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Salah satu kuliner yang kini lagi tren di Pekanbaru adalah minum air nira atau aren. Air aren yang manis ini diyakini sebagai pengobat berbagai jenis penyakit seperti gula darah, kolesterol, asam urat dan asam lambung.

Pondok Kopi Aren begitu nama warungnya yang buka di Jl Soekarno Hatta, Kompleks Damai Langgeng Blok K di Pekanbaru. Jon Erlis (41) pemilik warung Kopi Aren ini sudah membuka usahanya sejak tahun 2017 silam.

Di pelataran rumahnya, dia mendirikan pondok sederhana untuk meladeni para pecinta air aren yang berasal dari pohon aren yang buahnya menghasilkan kolang kaling. Di pondok mungil itu Jon menyediakan secara khusus minuman berbahan dasar air aren alias nira. Ada minuman kopi aren, ada bandrek aren, jahe kunyit aren, kopi gula aren dan air murni aren.

Dari berbagai jenis minuman berbahan dasar alamiah ini, yang paling laris manis adalah kopi aren disusul bandrek aren. Untuk kopi aren, terlebih dahulu air aren direbus hingga mendidih, selanjutnya dicampur kopi.

Untuk bandrek yang berbahan dasar jahe dan rempah-rempah lainnya juga sama direbus dengan air aren. Tapi tak kalah larisnya juga ada yang hanya pesan minuman air murni aren tanpa dicampur dengan apa pun. Seluruh air aren yang didapat telah dimasak.

”Banyak juga yang beli air murni aren di warung saya. Alhamdulilah, sejak tahun 2018 warga Pekanbaru sudah banyak yang suka minum air aren," kata Jon, belum lama ini. Jon mulai buka warung Kopi Aren ini sejak pukul 08.00 WIB hingga malam hari pukul 22.00 WIB.

Setiap hari warung miliknya ramai dikunjungi pencinta kopi aren. Rasa kopinya manis tidak perlu ditambah gula pasir lagi, karena kemurnian air nira tersebut. Dalam sehari warung milik bapak satu orang anak ini bisa menghabiskan minimal 200 liter air aren. Minimal transaksi penjualan minuman air aren ini Rp2 juta sampai Rp3 juta per hari.

”Kalau lagi bulan muda, penjualan bisa tembus Rp 4 jutaan,” kata Jon, dilansir dari detikcom. Untuk mendapatkan pasokan air aren, juga bukan sembarangan. Jon hanya memesan dari pemilik pohon kolang kaling itu di sekitar Kabupaten Kampar yang bersebelahan dengan Pekanbaru. Dia tidak akan menampung air aren yang terlalu jauh dari tempatnya.

”Karena kalau terlalu jauh, air aren kalau tidak segera direbus bisa berfermentasi menjadi alkohol. Makanya saya hanya mencari yang terdekat saja untuk menjaga kualiatas air aren tersebut," kata Jon. Para penikmat air aren ini rata-rata di usia 40 tahun ke atas. Malah kadang Jon kehabisan stok untuk para pelanggannya. Demi menjaga pelanggan, kadang dia hanya meladeni dalam bentuk minuman kopi aren dan sejenisnya.

Menolak dalam pembelian air murni aren dalam literan. Minum air murni aren atau kopi aren diyakini bisa menyembuhkan penyakit. Di antaranya, gula darah, kolestrol, asam urat dan asam lambung. Sehingga tak guna heran, warung kopi aren ini dijubeli pengunjung yang sudah lansia.

”Setiap hari banyak pelanggan saya di atas usia 50 tahun yang terkena penyakit darah tinggi, gula darah, kolesterol. Alhamdulilah, mereka mengaku kini kondisinya jauh lebih baik setelah mengonsumsi air aren," tutur Jon.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Aren Riau, Johny Mundung mengatakan, saat ini di Bumi Lancang Kuning lagi marak penanaman pohon aren. Tahun ini saja tercatat ada buka lahan bari seluas 130 hektar untuk menanam pohon aren tersebut.

”Satu pohon aren bisa diambil airnya dua kali sehari, pagi dan sore. Sekali mengambil airnya minimal 7 liter. Dengan demikian sehari pohon aren bisa menghasilkan 14 liter. Itu minimal ya, kalau pohonnya bagus dan dirawat bisa menghasilkan 40 liter dalam sehari," kata Mundung.

Mundung menjelaskan, satu liter air aren pemilik harganya Rp18 ribu. Dengan demikian satu pohon aren bila sudah bisa disadap bagian tongkolnya bisa menghasilkan Rp252.000 per hari.

”Di Pekanbaru saja saat ini ada 12 warung kopi aren, ini belum di sejumlah kabupaten lainnya. Makanya kini banyak pemilik lahan yang menanam pohon aren atau enau," kata Mundung.

Mundung juga sepakat, kalau air aren ini bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dia mengaku, suami dari mendiang guru sekolahnya telah divonis mengidap penyakit gula darah dan direkomendasi untuk diamputasi.

”Dengan terapi minum air aren, alhamdulilah suami dari mendiang guru sekolah saya itu kini sehat. Kakinya yang busuk karena tekanan gula darah, sudah membaik,” pungkas mantan Direktur Walhi Riau itu. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Pekanbaru
wwwwww