Home > Berita > Riau

Kue Asidah, Makanan Tradisional Riau yang Dahulu Disukai para Raja dan Kini Mulai Langka

Kue Asidah, Makanan Tradisional Riau yang Dahulu Disukai para Raja dan Kini Mulai Langka

Kue asidah, yang dahulu sering kepada raja Melayu Riau dan kini mulai langka/CHEMEMBER.PETRONELA PUTRI

Minggu, 12 Juli 2020 12:42 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Kekayaan jenis makanan merupakan cermin keberagaman budaya dan tradisi Nusantara. Hampir pasti si setiap daerah memiliki makanan khasnya masing-masing.

Salah satu kue tradisional yang cukup terkenal di Riau adalah kue asidah. Sayangnya, kue ini semakin hari semakin langka dan sulit ditemukan!

Terinspirasi dari makanan Arab
Dikutip dari grid.id yang melansir chemember.wordpress.com, Kue asidah merupakan salah satu jenis kue khas Riau yang terinspirasi dari makanan khas Arab yang dikreasikan dan disesuaikan dengan lidah masyarakat setempat.

Biasanya, masyarakat Arab dan Afrika menghidangkan kue asidah untuk sarapan pagi mereka. Sedangkan di Riau sendiri, kue asidah biasanya dihidangkan bersama teh atau kopi sebagai teman makannya.

Kue asidah terbuat dari bahan rempah-rempah berupa kayu manis, pandan, cengkeh, sehingga membuatnya jadi terasa gurih dan manis. Selain itu, tekstur kuenya pun lembut.

Ketika dihidangkan, biasanya masyarakat Riau sering menambahkan bawang goreng di atas kue asidah. Rasa manis dan asin dari toping bawang kemudian membuat kue ini menjadi unik.

Memiliki berbagai bentuk
Bentuk kue asidah juga bermacam-macam tergantung dari kreativitas pembuatnya. Biasanya kue asidah berbentuk daun, tetapi ada pula yang berbentuk bunga mawar, jambu, bulat, dan sebagainya.

Dulunya merupakan makanan raja
Konon, kue asidah merupakan makanan khusus untuk para raja pada zaman dulu. Terlebih, karena kue asidah hanya boleh disajikan di saat-saat tertentu, biasanya pada acara khusus seperti kenduri, tunangan, hari raya keagamaan, syukuran, hingga prosesi mengantarkan kue ketika dua orang hendak menikah. Di samping itu, kue asidah juga memiliki aturan sendiri.

Ketika ingin memakannya, seseorang harus mulai memakan kue ini dari bagian bawah, bukan bagian atas. Sebab, jika memakan kue asidah dari bagian atas terlebih dulu, maka teman-teman akan dianggap kurang sopan oleh masyarakat setempat. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Riau, Umum
wwwwww