PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Sebagian anggaran milik organisasi perangkat daerah (OPD) di Kota Pekanbaru yang nilainya di atas Rp100 miliar dialihkan untuk penanggulangan pandemi corona atau Covid-19. Dalam perencanaannya, dana itu digunakan untuk tindakan pencegahan, pengobatan, penanganan hingga perlengkapan peralatan medis.
”Semua kekuatan anggaran kita arahkan untuk penanganan virus corona ini. Jumlahnya mencapai ratusan miliar,” tandas Wali kota Pekanbaru, Firdaus, Selasa (31/3/2020).Wali kota menyebut, akibat pengalihan anggaran untuk penanganan Covid-19, seluruh bentuk kegiatan fisik pemko harus ditunda pengerjaannya.Dikatakan juga oleh Firdaus, pihaknya sedang mempersiapkan kemungkinan melakukan karantina wilayah atau
lockdown, sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 yang terus mengalami peningkatan kasus.
Menurut dia, karantina wilayah akan diterapkan apabila eskalasi virus corona meningkat. Apalagi volume kedatangan ke Kota Pekanbaru cukup tinggi.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus menyerahkan bantuan kepada warga kurang mampu sebelum pandemi virus corona melanda. (ILUSTRASI)(21/3/2020)”Kita persiapkan setelah melihat situasi ini dan akan diterapkan jika eskalasi meningkat, bisa saja dua atau tiga hari lagi. Kita tidak boleh terlambat, seperti tetangga-tetangga kita sudah melakukan
lockdown lokal,” ucap Firdaus.Dia tak menampik jika karantina wilayah membutuhkan persiapan matang termasuk anggaran, sementara dana yang dimiliki pemerintah kota tak akan mencukupi. Sebagai solusinya, Firdaus menyebut pihaknya akan menggandeng pihak swasta untuk bersinergi soal dana dan memenuhi ketahanan pangan.
Dia berpendapat, karantina wilayah bukan sekadar ucapan dan kebijakan. Ada konsekuensi yakni pemerintah harus memasok kebutuhan dasar masyarakat bagi masyarakat miskin dan pra sejahtera.Nantinya, imbuh Firdaus, selama karantina wilayah masyarakat bakal berada di rumah secara penuh. Pemerintah kota bakal menjamin pasokan pangan setelah pemberlakuan karantina wilayah.”Saat ini sedang kami data, calon penerima (bantuan). Karena jika terjadi
lockdown, masyarakat benar-benar harus di rumah dan tidak adalagi mencari nafkah. Konsekuensinya, pemerintah harus siap untuk memasok kebutuhan masyarakat,” pungkas Firdaus. ***