1.500 Hektar Lahan di Kawasan Tenayan Pekanbaru Akan Dibebaskan demi Masuknya Investasi Rp28 Triliun

1.500 Hektar Lahan di Kawasan Tenayan Pekanbaru Akan Dibebaskan demi Masuknya Investasi Rp28 Triliun

Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT melakukan peninjauan. (ILUSTRASI/INTERNET)

Minggu, 26 Januari 2020 12:40 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru akan melakukan pembebasan lahan seluas 1.500 hektare di Kawasan Industri Tenayan (KIT) sebagai lokasi pembangunan industri hilir minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO).

”Ini pembebasan tahap pertama luasnya 1.500 hektar lebih dari 3.000 hektar di wilayah KIT," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT di Pekanbaru, Ahad (26/1/2020).

Firdaus mengatakan tindakan pembebasan lahan KIT ini dilakukan setelah ditetapkannya wilayah itu sebagai salah satu kawasan strategis industri nasional beberapa waktu lalu, yakni; KIT masuk dalam 14 Kawasan Industri Strategis untuk Pulau Sumatera.

Untuk Provinsi Riau, hanya ada dua daerah yang masuk, yaitu Kota Pekanbaru di Kecamatan Tenayanraya dan Kabupaten Siak di daerah Tanjungbuton.

”Kawasan Industri Tenayan, bagian dari RPJMN 27 kawasan industri strategis nasional, dan bagian dari 14 kawasan di Pulau Sumatera, sehingga dapat menjadi proyek strategis nasional 2020," kata Firdaus.

Dikatakan Firdaus, dengan dibukanya kawasan itu maka akan menyediakan ratusan ribu lapangan pekerjaan. Sebab, investasi yang bakal ditanam di lahan seluas itu mencapai Rp28 triliun. "Akan terbuka 155 ribu lapangan pekerjaan nantinya dan masuknya investasi baru sekitar Rp28 triliun," katanya.

Menurut dia, dengan adanya KIT ini dapat menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat ke depannya karena akan muncul kawasan perkotaan baru. Belum lagi, lapangan pekerjaan dari sektor informal yang akan mendukung kawasan itu.

Untuk itu, kata dia menambahkan, perlu adanya dukungan dari semua pihak untuk pembangunan Kawasan Industri Tenayan ini. ***

Berita ini telah terbit di antaranews.com dengan judul ”1.500 hektare lahan KIT akan dibebaskan guna pembangunan industri CPO”

Editor:
Akham Sophian

wwwwww