Kronologi Pelajar di Pekanbaru Dipukuli di Kelas dan Diancam Guru agar Tutup Mulut Versi Orang Tuanya

Kronologi Pelajar di Pekanbaru Dipukuli di Kelas dan Diancam Guru agar Tutup Mulut Versi Orang Tuanya

Korban dirawat di rumah sakit. (GORIAU.com)

Jum'at, 08 November 2019 12:50 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Praktik kekerasan fisik (bullying) masih saja terjadi. Seperti yang dialami F, seorang pelajar yang duduk di kelas VIII di SMP 38 Pekanbaru. Dia mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari teman-teman sekelasnya.

Tidak hanya itu, bahkan guru yang sedang mengajar di kelas sepertinya acuh dengan tindakan pembullyan yang dialami F.

Disampaikan oleh Rani Chambas kepada GoRiau.com, Lala sebagai ibu korban sangat menyayangkan peristiwa yang dialami Fauzan di sekolahnya.

Dia menceritakan bagaimana kesakitan yang dialami anaknya selama lima bulan bersekolah di SMP Negeri 38 Pekanbaru.

Berikut penuturan orang tua Fauzan:

Kalender pendidikan sudah 5 bulan berjalan, selama itulah anak saya dibuli, ditinju, dipukul, dikompas, dia tidak pernah mengadu kepada guru dan orang tuanya, karena anak saya pendiam dan anak yang baik, dia diancam orang yang mem-bully-nya bergantian.

Temannya yang bernama mahxxx, paling sering menyakiti anak saya. Anak itu lebih besar dari anak saya, umurnya 2 tahun lebih tua dari anak saya. Dia memang terkenal anak bandel. Gurunya udah pada angkat tangan lihat perangai anak ini, anak ini duduk di depan karena bandelnya. Meski badannya besar, sementara anak saya duduk di belakang walaupun badannya kecil.

Semua temannya mengerjakan tugas yg di berikan guru, begitu juga anak saya. Tiba-tiba dia datang dan meninju anak saya,lalu dia bertanya sakit?, dengan polosnya anak saya jawab tidak.

Lalu dia suruh temannya untuk mukul anak saya. Tapi temannya mukul kepala anak saya pakai kayu, anak saya hanya bisa menahan sakit di kepalanya dan mahxxx pun menghantukkan kepala anak saya, sehingga hidungnya patah.

Anak saya menjerit kesakitan, guru yg mengasih pelajaran itu seolah-olah tidak mendengar. Setelah temannya ribut melihat hidung anak saya, gurunyapun ga ada respon, malah dia diancam, jika di tanya bilang jatuh jangan bilang di pukuli.

Jadi siapapun yang bertanya dia tetap bilang jatuh. setelah dibujuk tantenya, baru dia mengaku, selama ini dia amat tersiksa dibuat temannya.

hati seorang ibu mana tidak menangis, saya juga salah, mengajar anak terlalu baik. Jangan melawan terutama dengan guru, mulai sekarang saya ajarin anak saya, jika kamu dipukul balas pukul, soal nanti itu urusan nanti.

anak saya pernah dibuli 2 orang, sd dan smp, apa sih salah saya?,sehingga anak saya jadi bulian teman, apa harus saya ajarin anak saya se ganas harimau?.

Selanjutnya, Rani mengatakan untuk mewawancarai orang tua korban secara langsung usai Salat Jumat di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru.

”Kak lala lagi ngambil rapor anak nya. Siap jumat aja ke rumah sakitnya. Biar bisa wawancara langsung dengan orangnya,” ujar Rani, Jumat (8/11/2019) siang. *** Berita sebelumnya...

Berita ini telah tayang di goriau.com dengan judul "Begini Kronologis Pelajar SMP 38 Pekanbaru yang Dibully dan Diancam Guru untuk tidak Menceritakan Hal Sebenarnya"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Pekanbaru, Hukrim
wwwwww