Kisah Tak Terlupakan Petugas Pemadam Karhutla di Riau; Ada yang Hampir Injak Ular Kobra dan Terkejut Lihat Harimau Sedang Minum…

Kisah Tak Terlupakan Petugas Pemadam Karhutla di Riau; Ada yang Hampir Injak Ular Kobra dan Terkejut Lihat Harimau Sedang Minum…

Gambar hanya ilustrasi. (TRIBUNNEWS)

Jum'at, 23 Agustus 2019 20:15 WIB

PANGKALANKERINCI, POTRETNEWS.com - Beragam kisah menarik dialami petugas pemadaman yang sudah sekitar dua bula berjibaku dengan api di lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Personel gabungan setiap terjun ke lokasi kebakaran di wilayah Kabupaten Pelalawan, Riau mendapat berbagai pengalaman yang tak terlupakan.

Baik personel dari TNI, Polri, BPBD, Satpol PP dan Damkar, MPA, tim rayon kecamatan, Manggala Agni, serta Regdam perusahaan. Ada yang melihat langsung harimau sumatera hingga hampir menginjak ular beracun king kobra.

”Ceritanya minggu lalu, waktu kami melakukan pemadaman di Desa Tambak. Lahan yang terbakar semak belukar dan hutan yang berseberangan dengan kebun warga," kata Camat Langgam, Robby Ardelino, Jumat (23/8/2019).

Robby mengisahkan, awalnya beberapa petugas menemukan jejak mirip harimau. Informasi itu disampaikan ke tim lain yang sibuk memadamkan api. Lantaran persediaan air di lokasi terbatas, personel melangsir air dari sungai menggunakan mobil tangki.

Petugas yang bertugas mengambil air bergerak ke sungai. Saat berada di tepi sungai, personel terkejut melihat harimau dewasa sedang minum di seberang sungai. "Ada juga anaknya di samping induknya itu. Anggota itu yang cerita ke saya langsung," tambah Robby.

Setelah menyiarkan kabar keberadaan binatang buas itu, seluruh personel diminta waspada.

Malam harinya, personel memilih menginap di lokasi karhutla untuk mengefektifkan pemadaman jika pulang ke rumah. Di tengah malam, harimau mengaum beberapa kali dan sangat jelas terdengar.

”Kami di lokasi diam-diam aja dan sama-sama tahu. Tak ada membahas itu lagi, karena takut ia muncul lagi. Seperti kata orangtua dulu kalau kita cerita tentang benda itu di tengah hutan, kita didatangi," ujarnya.

Hingga proses pemadaman tuntas dan berpindah di lokasi lain, tidak terjadi konflik antara personel dengan hewan buas itu. Berbeda lagi dengan kisah yang dialami tim gabungan di Pangkalankerinci. Terakhir petugas bertemu dengan ular king kobra.

”Itu kejadian semalam, kami ketemu ular kobra tepat di bawah kaki. Untung saja sudah mati terbakar, kalau tidak repot lagi urusannya," ujar Camat Pangkalan Kerinci, Dody Asmasaputra.

Kepala BPBD Pelalawan, Hadi Penandio mengakui banyak kisah tak terlupakan selama operasi pemadaman.

Ia membenarkan pertemuan dengan harimau di Langgam dan kobra. Pengalaman itu menjadi pelajaran berharga bagi para petugas, apalagi hampir setiap kali dirasakan, khususnya bertemu ular berbisa.

”Ada juga pernah kita melakukan pemadaman api di bawah pohon, baru sadar ternyata di atas ada sarang tawon besar. Otomatis ada keresahan juga," sebutnya.

Hadi menuturkan, strategi pemadaman karhutla yang diterapkan tim satgas terpadu memang cukup membahayakan.

Pasalnya, ketika titik api muncul, tim harus mengambil posisi dari arah berlawanan dengan pangkal api agar memudahkan pemadaman. Minimal menyusuri jalan dari sisi kiri dan kanan api, dengan membuka akses sendiri.

Petugas dalam posisi menjumpai pangkal api, disisi lain binatang melata atau hewan lainnya pasti bergerak menjauhi api maupun asap. Kondisi itulah yang kerap mempertemukan petugas dengan binatang penghuni lokasi yang dilalap api tersebut.

Kapolres Kaswandi Larang Masuk Hutan
Pascapertemuan petugas pemadaman karhutla dengan harimau di Desa Tambak Kecamatan Langgam, warga diminta untuk berhati-hati saat berada di dekat hutan.

Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi Irwan SIK, mengimbau warga setempat serta petugas pemadaman mengurangi aktivitas di sekitar hutan. Dia juga melarang masyarakat masuk ke dalam semak belukar dan hutan di sementara waktu ini.

Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik manusia dengan si Belang yang saat ini berkeliaran di dekat lahan beka terbakar. ”Kabar harimau ada di Desa Tambak itu benar. Tiga hari yang lalu saya ke sana. Warga memberitahu jika dekat lokasi karhutla itu areal dia (harimau)," tutur Kapolres Kaswandi, Jumat (23/8/2019).

Kaswandi menyatakan, lokasi pertemuan individu harimau dan jejak kakinya berada sekitar 4 km dari jalan poros. Artinya cukup dekat dengan lokasi aktivitas manusia. Apalagi jika ada warga yang ngotot masuk ke hutan tentu potensi pertemuan semakin besar.

Kaswandi juga mewanti-wanti penduduk tidak memburu atau membunuh harimau. Pihaknya akan berkoordinasi dengan BKSDA Riau. "Kalau cerita warga, mereka memang sudah lama tahu keberadaan harimau itu," ujarnya.

Saat ini pihaknya juga sedang fokus melakukan pemadaman di beberapa titik karhutla. Personel difokuskan melakukan pendinginan dan lokalisir api sampai tidak mengeluarkan asap lagi. Untuk kesekian kalinya, Kapolres Kaswandi bersama personilnya kembali menginap di lokasi karhutla. Kemarin ia menginap di Desa Merbau Kecamatan Bunut untuk operasi pemadaman.

Jumlah Hotspot Turun Drastis
Hotspot atau titik panas di Kabupaten Pelalawan, Jumat (23/8/2019), menurun drastis dibanding satu hari sebelumnya berdasarkan pantauan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru.

Hari ini hotspot yang ditemukan hanya 5 titik saja dengan level confidence hanya 2 titiki. Sedangkan Kamis (22/8/2019) lalu titik panas yang terdeteksi mencapai 32 titik dengan level confidence sebanyak 19 titik.

Namun jarak pandang masih tetap sejauh 2 kilometer yang tertutupi kabut asap. "Sejak sore kemarin hotspot kita terpantau 6 dengan level confidence 2. Kondisi itu berlangsung hingga pagi ini. Memang sebagian wilayah Sumatera blank area," tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Hadi Penandio.

Kedua titik panas yang kemungkinan besar merupakan titk api itu terletak di Kecamatan Langgam dan Pangkalankuras. Saat ini operasi pemadaman dan pendinginan masih terus dilakukan oleh tim gabungan di beberapa lokasi Karhutla.

Di antaranya di Desa Tambak Kecamatan Langgam tim rayon kecamatan dan perusahaan masih berjibaku dengan api. Termasuk di Desa Merbau Kecamatan Bunut proses pendinginan terus diupayakan petugas di lapangan.

Sedangkan di Kecamatan Telukmeranti petugas juga melakukan lokalisir api mengunakan alat berat sekaligus pemadaman dan pendinginan. Demikian juga di areal Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Desa Lubukkembangbunga Kecamatan Ukui.

"Upaya pemadaman masih terus kita lakukan. Tim gabungan di masing-masing areal berjibaku di lokasi," tambah Hadi Penandio.

Selain tim operasi darat yang berperang dengan api Karhutla, tim satgas udara juga turut membantu pemadaman di Pelalawan.

Sehari sebelumnya ada tiga helikopter yang dikirim tim satgas udara untuk melakukan water bombing di lokasi karhutla. Satu heli diarahkan ke Desa Tambak Kecamatan Langgam, satu heli dikirim ke Telukmeranti, dan satu lagi digiring ke Desa Lubukkembangbunga, Ukui. ***

Berita ini telah tayang di tribunnews.com dengan judul "Hampir Injak Ular Kobra, Petugas Karhutla di Pelalawan Riau Terkejut Lihat Harimau Sedang Minum"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Pelalawan, Umum
wwwwww