Rumitnya Menghempang Narkoba Masuk ke Riau lantaran Banyak Muncul ”Pelabuhan Tikus”
Gambar hanya ilustrasi. (INTERNET) |
Panjangnya garis pantai yang mencapai lebih dari 2000 kilometer serta tebaran pelabuhan di kawasan pesisir itu telah lama dijadikan alasan sulitnya meredam laju penyelundupan obat terlarang itu ke Riau.
Maklum, sebahagian tebaran pelabuhan tadi sudah ada sejak dulu dan bahkan tebaran pelabuhan di sejumlah tempat di Riau, dibangun berdasarkan pola tradisional; menjadikan bagian belakang rumah sebagai tempat berlabuhnya kapal.
Pola semacam ini jamak ditemukan di tepian sungai hingga tepian laut yang ada di pesisir.
Anggota DPRD Riau, Noviwaldi Jusman, mengatakan, sebaran pelabuhan yang ada di Riau sejatinya bisa ditata dengan cara mengetahui sebaran pelabuhan rakyat dan pelabuhan yang diusahakan.
”Yang harus dikontrol dengan seksama itu adalah pelabuhan yang diusahakan. Masalahnya, sekarang banyak muncul pelabuhan tikus, pelabuhan tikus ini tempat penyelundupan dan tempat masuknnya narkoba, mestinya ini yang diberantas," katanya, Selasa (2/7/2019).
Selain rumitnya menghempang narkoba di pelabuhan tikus tadi, transaksi narkoba juga dilakukan di tengah laut. Transaksi dengan gaya ini, tentu akan membuat repot tenaga pengawas yang saban hari lebih sering memantau daratan ketimbang laut.
Gubernur Riau Syamsuar sebenarnya bukan sepi dari solusi. Jauh sebelum dilantik sebagai gubernur, Syamsuar sempat melontarkan usulan agar komunikasi lintas instansi digalakkan.
Menurut bekas Bupati Siak itu, cara tersebut merupakan pilihan efektif meredam peredaran narkoba lewat laut.
"Kita kerja sama untuk menyikapi itu, jadi di situ ada pemda, TNI, Polisi, Jaksa, termasuk Bea Cukai. Harus ada sinergitas," demikian Syamsuar. ***
Artikel ini telah tayang di gatra.com dengan judul "Rumitnya Menghempang Narkoba Masuk ke Riau"
Editor:
Akham Sophian