Tanjak Raksasa Buatan Umri Pecahkan Rekor Muri

Senin, 01 April 2019 15:51 WIB
Muhamad Maulana
tanjak-raksasa-buatan-umri-pecahkan-rekor-muriTanjak terbesar di Indonesia yang berada di Halaman Kampus Utama Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) berhasil mendapatkan Rekor Muri, Ahad (31/3/2019).
PEKANBARU, POTRETNEWS.com – Sebuah tanjak raksasa di halaman Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) terdaftar dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) segai tanjak terbesar. Penobatan tersebut dilakukan pada Ahad (31/3/2019) siang.

Tanjak raksasa ini ternyata masuk rekor Muri sebagai replika tanjak terbesar di Indonesia.

Ukuran tanjak ini berdiameter enam meter dan tingginya empat meter. Tanjak replika dibuat sedemikian rupa layaknya tanjak tebing runtuh. Ada songket warna hijau menyelimuti tanjak ini.

Layaknya tebing runtuh sebelah, ada bagian tanjak tinggi sebelah kanan dan rendah di sebelah kiri. Ada pucuk di bagian depan tanjak. Lipatannya terjalin dengan rapi. Ada lenggek atau susunan sebanyak lima susunan ke atas. Istimewanya bertabur benang emas.

Proses pembuatan replika ini layaknya tanjak asli. Pihak Umri menghabiskan enam gulung songket untuk menyelimuti tanjak tersebut.

”Ada enam gulung songket kami pakai selama pembuatan tanjak,” urai Ketua Panitia Pekan Budaya, Wirausaha dan Riau Bertanjak, Desliana Dwinta, usai penyerahan rekor Muri.

Pembuatan tanjak menghabiskan waktu sekira 15 hari.

Proses pembuatannya bermula pada 16 Maret 2019 lalu. Awalnya dibuat kerangka untuk tanjak dari kayu lat, broti, besi, kawat hingga memasang kayu triplek.

Ada tiga orang yang terlibat dalam pembuatan tanjak replika berukura raksasa. Satu di antaranya adalah Mahasiswa Umri, Muhammad Sayupi.

Ia merancang tanjak raksasa dengan hiasan di bagian kanan pucuknya.

Ada sejumlah rencana pemecahan rekor pada momen Milad Umri yang memasuki usia sebelas tahun. Mereka sempat berencana membuat bolu kemojo raksasa hingga tanjak terbanyak.

”Tapi keduanya sudah pernah masuk rekor. Maka kami pun memutuskan untuk membuat replika tanjak terbesar,” ulasnya.

Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau, Al Azhar yang turut hadir dalam pemberian rekor tersebut, menyampaikan bahwa tanjak adalah bagian dari identitas masyarakat Melayu.

Dia pun mengapresiasi pemecahan rekor tersebut.

”Ini identitas pakaian Melayu yang kembali populer. Adanya pemecahan rekor mendorong agar warisan budaya ini bisa diwarisi ke generasi milenial,” paparnya.

Pemecahan rekor Muri ini menjadi upaya menjaga kelestarian tanjak. Bahkan ranjak bisa menjadi produk ekknomi kreatif. Sejumlah jenis tanjak bisa bisa dikreasikan.

”Namun tanjak harus digunakan sesuai norma. Jangan sampai berpakaian kurang sopan saat kenakan tanjak,” tuturnya.

Saat ini ada puluhan variasi tanjak. Ia menyebut ada 76 jenis tanjak. Tanjak yang ada tidak hanya satu bentuk, tapi ada sejumlah kelenturan.

Tanjak tebing runtuh banyak dipakai pembesar negeri karena bentuk pucuknya yang merunduk. Ada filosofi ilmu padi yang makin berisi makin menunduk sebagai lambang kerendahan hati.

Deputi Manager Muri, Awan Rahargo mengatakan bahwa Muri sudah mencatat ribuam hal uanh langka, unik hingga barang dengan ukuran tidak biasa di Indonesia.

”Jadi sudah tercatat tanjak ini sebagai tanjak terbesar. Tanjak juga tercatat sebagai tutup kepala khas Melayu, simbol kebanggaan,” ulasnya.

Replika tanjak tebing runtuh terbesar menambah khazanah rekor di Muri. Tanjak raksasa tercatat untuk rekor Muri nomor 8.940.

Rektor Umri, Mubarak menyebut bahwa Umri ingin berkontribusi dalam melestarikan budaya Melayu. ”Kami juga berencana membudayakan pakaian melayu di kampus. Nantinya kami bakal buat aturan untuk wajib pakai pakaian Melayu yang sesuai budaya Melayu,” tandasnya. ***
Kategori : Peristiwa, Riau
wwwwww