Riau Masih Jalur Favorit Penyelundupan Satwa

Riau Masih Jalur Favorit Penyelundupan Satwa

Sebanyak 40 satwa dilindungi yang terdiri dari 38 ekor unggar dan 2 ekor primata diamankan di BBKSDA Riau, Sabtu kemarin (23/3/2019)/JAWAPOS.

Minggu, 24 Maret 2019 17:21 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Provinsi Riau merupakan jalur yang sering dilalui para pelaku penyelundup satwa dilindungi. Letak geografis yang strategis, menjadikan Bumi Lancang Kuning ini sebagai jalur favorit bahkan untuk jaringan internasional. Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyomo mengatakan, itu terbukti dari terjadinya tiga kasus penyelundupan di 2019 ini. Ketiga kasus tersebut pun berhasil digagalkan. Semuanya di bawah kewenangan BBKSDA Riau.

”Jadi Riau ini jalur tradisional. Dari dulu dipakai, namun sempat ditinggalkan, beralih menggunakan transportasi udara. Sekarang mereka balik lagi," kata dia, Ahad (24/3/2019).

Dua pekan lalu ungkap Suharyono, sebanyak 31 satwa dilindungi jenis unggas berhasil diamankan. Itu terjadi di Batam, Kepulauan Riau. Selanjutnya, sebulan yang lalu, ada aksi penyelundupan satwa dilindungi via pelabuhan tikus di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Terakhir, tim gabungan dari Bea Cukai dan TNI AL menggagalkan penyelundupan 40 satwa jenis unggas dan primata di Kota Dumai. Diduga satwa langka itu akan diselundupkan ke Malaysia melalui jalur laut.

Dia mengatakan, rangkaian aktivitas tersebut menjadi indikasi kuat bahwa, aksi penyelundupan kembali marak. Riau dijadikan sebagai wilayah yang kerap digunakan sebagai jalur utama pelaku.

"Mereka ini satu rangkaian yang terorganisir. Meskipun beda dari narkoba, namun mereka juga punya jaringan dari Indonesia ke Malaysia," jelasnya.

Aktivitas penyelundupan satwa dilindungi dari Indonesia ke luar negeri, sebelumnya cukup marak dilakukan pada tahun 1990 hingga awal 2000an. "Ini sama kejadiannya seperti awal 2000 an saat marak penyelundupan trenggiling," ujarnya.

Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk malaporkan ke polisi apabila menemukan aktivitas mencurigakan yang terindikasi bagian dari jaringan penyelundupan satwa dilindungi.

Khusus BBKSDA Riau sendiri, mereka telah membuat 'call center' atau sistem pelaporan terpadu. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah memberikan informasi ke petugasnya.

"Kepada masyarakat sekiranya menemukan atau mengetahui terkait perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang dilakukan secara ilegal dapat melaporkan ke call center kita di 0813-7474-2981," sebutnya.

Sebelumnya, petugas gabungan dari Bea dan Cukai Kota Dumai serta TNI AL menggagalkan upaya penyelundupan 40 satwa dilindungi. 38 diantara satwa itu, merupakan jenis unggas yang terdiri dari tujuh ekor cenderawasih minor (Paradisea minor).

Kemudian, dua ekor cenderawasih mati kawat (Seleucidis melanoleucus), dua ekor cenderawasih raja (Cicinnurus regius), dua cenderawasih botak (Cicinnurus republica).

Selanjutnya turut disita 12 ekor burung kakak tua raja (Probosciger aterrimus) dan tiga ekor burung julang emas Sulawesi (Acetos cassidix). Selain itu, petugas turut menyita dua ekor ungko dan 10 burung lainnya yang belum terindentifikasi.

Bersamaan dengan disitanya satwa langka itu, petugas juga mengamankan 5 orang pria. Mereka terdiri dari empat pria warga Lampung masing-masing berinisial YA, 28; TR, 21; AN, 24; dan SW, 36. Sementara turut diamankan seorang warga lokal asal Kabupaten Bengkalis berinisial EF, 48, yang diduga berperan sebagai penghubung.

Kepala Balai Gakkum Sumatera, Eduwar Hutapea menjelaskan, status para pelaku masih terperiksa. Dia mengatakan pihaknya memiliki waktu 24 jam untuk menetapkan status para pelaku tersebut sebagai tersangka atau tidak.

"Kita masih terus melakukan pemeriksaan secara maraton karena baru tiba di Pekanbaru jam tiga dini hari tadi setelah kita jemput ke Dumai," demikian Hutapea. ***

Artikel ini telah tayang di jawapos.com dengan judul "Jalur Riau Jadi Favorit Penyelundupan Satwa"

Editor:
Akham Sophian
Kategori : Hukrim, Riau
wwwwww