Tentang Bandar Besar Narkoba yang Dulunya Sipir Lapas Bengkalis; Sehari-hari Bergaya Parlente dan Sudah 3 Kali Loloskan Barang Haram ke Indonesia

Tentang Bandar Besar Narkoba yang Dulunya Sipir Lapas Bengkalis; Sehari-hari Bergaya Parlente dan Sudah 3 Kali Loloskan Barang Haram ke Indonesia

Ilustrasi.

Selasa, 12 Maret 2019 12:51 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sepintas, tak ada yang pernah menyangka kalau dulunya, SC cuma seorang sipir Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Bengkalis yang kemudian dipecat. Sebab keseharian lelaki ini kelihatan parlente. Punya dua unit Pajero Sport dan 1 unit Mazda 7. Namun siapa pula yang menyangka kalau lelaki ini kemudian ternyata sudah menjadi pemain narkoba lintas negara. Bandit narkoba yang disebut-sebut punya jaringan luas di Riau.

Menurut polisi, setidaknya sudah tiga kali SC lolos memboyong narkoba ke Indonesia. Namun kali keempat, barang bawaannya 37 kilogram sabu, 75 ribu butir ekstasi dan 10 ribu butir happy five dari Malaysia, berhasil dirampas polisi. Jika diduitkan mencapai Rp40 miliar.

Senin (11/3/2019) semua tentang sepak terjang SC dibeberkan oleh Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Haryono.

Jelang malam 19 Desember 2018. Sebuah pompong --- kapal tradisional bermesin --- merapat di kawasan perairan Kembung, Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, Riau.

Menengok ada kapal masuk jelang malam, tim patroli Polair Polres Bengkalis dan Polda Riau curiga dan langsung merapat, kemudian memeriksa kapal dan menginterogasi tiga orang awak yang ada di kapal itu.

"Orang yang ada di kapal mengaku kehabisan bahan bakar. Dan mereka kemudian minta izin untuk membeli bahan bakar kapal itu," katanya.

Semula petugas tidak curiga, makanya dua orang awak kapal itu dipersilakan pergi meski sebelumnya salah seorang petugas meminta nomor ponsel.

Keanehan mulai terasa saat dua awak kapal tadi tak nongol-nongol. Merasa ada yang tak beres, petugas langsung memeriksa secara intensif isi kapal tadi. "Ketemulah satu tas besar yang ternyata isinya itu," ujar Haryono.

Selagi kapal digeledah, satu orang awak yang tinggal rupanya sudah kabur pula. "Mendapati kenyataan seperti itu, Polda Riau langsung membentuk tim untuk melacak mereka yang kabur. Tim dipimpin Wadir Narkoba Polda Riau," cerita Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto.

Setelah dicari tahu betul, rupanya yang kabur itu adalah SC, MD dan MA. Alhasil perburuan pun dimulai.

Direktur Polair Polda Riau, Kombes Heri Wiyanto mengatakan, meski berpindah-pindah, tiga buruan ini terus terlacak. Mulai dari keberadaan mereka di Bandung, Lembang, hingga kemudian di Bali.

"Tim langsung berangkat ke Bali dan berkoordinasi dengan Polda Bali. Sampai di sana, rupanya para tersangka ini sudah berpindah tempat dan berusaha keluar dari Bali," katanya.

Tidak ingin buruan kabur, tim semakin intensif mengejar dan akhirnya para tersangka berhasil dibekuk di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada 5 Januari 2019. Meski ketiganya sudah ditangkap, polisi menyebut masih ada dua lagi menjadi buron.

Haryono pun kemudian mengatakan bahwa pengungkapan penyeludupan narkoba tadi adalah hasil koordinasi apik antar jajaran di Polda Riau. "Seperti yang saya katakan sebelumnya, penyelundupan narkoba berhasil dicegah apabila ada patroli di pesisir," tegasnya.

Setelah SC dijebloskan ke balik jeruji besi, Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau berangkat lagi ke Bengkalis.

Tujuannya menyita semua harta milik SC. Mulai dari dua unit Pajero Sport dan Mazda 7, hingga duit Rp 103 juta, surat berharga dan tanah 400 meter persegi di Bengkalis, disita.

"Penyitaan aset ini merupakan bagian dari penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang dilakukan SC. Semuanya ditaksir Rp1 miliar," kata Haryono‎‎.

Jadi untuk SC kata Haryono, ada dua berkas yang menjerat. Satu tindak pidana narkoba satu lagi TPPU. ***

Artikel ini telah tayang di gatra.com dengan judul "Tentang Mantan Sipir Pemilik Narkoba Rp40 Miliar"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim, Bengkalis
wwwwww