Misteri Ular Api dan Hantu Obor, Cerita di Tengah Upaya Pemadaman Karhutla di Pulau Rupat

Misteri Ular Api dan Hantu Obor, Cerita di Tengah Upaya Pemadaman Karhutla di Pulau Rupat

Tim pemadaman Karhutla di Pulau Rupat tengah berjibaku mendinginkn lahan gambut yang terbakar/TRUBUS.

Rabu, 06 Maret 2019 08:15 WIB
BENGKALIS, POTRETNEWS.com - Kebakaran hutan dan lahan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, perlahan mulai teratasi dengan turunnya hujan beberapa hari belakangan ini.  Petugas pemadam, baik dari TNI, Polri, Manggala Agni ataupun perusahaan sekitar kini hanya perlu mendinginkan lahan bekas terbakar agar tak membara lagi.

Di waktu senggangnya, tim pemadam yang sudah berjuang melawan karhutla sejak 28 Januari 2019 ini pun menyimpan banyak kisah. Mulai dari pengalaman terkepung kabut asap, dikejar ular api hingga berhadapan dengan hantu obor di hutan Pulau Rupat.

Putra, salah seorang petugas pemadaman karhutla di Pulau Rupat pun menceritakan pengalamannya selama bertugas di sana. Dengan lugas ia menceritakan pengalamannya bertemu ular api.

Ular api di sini tentu saja bukan satwa yang berbadan api layaknya dalam film-film. Ular yang dimaksud ini masih binatang melata biasa dengan warna hitam dan merah menyala yang disebut sangat gemar mengejar api, terutama obor ataupun puntung rokok bagi yang menghidupkannya di tengah hutan. Putra juga cerita, temannya juga disebut pernah dikejar ular itu ketika menghisap rokok untuk beristirahat di tenda tengah hutan.

"Jadi ular itu mengejar, untung saja cepat diketahui karena bunyinya, ular itu langsung dibunuh dari pada mengancam keselamatan kami," sebut Putra yang kini sedang beristirahat setelah kebakaran Rupat mereda, Selasa (5/3/2019).

Selama berada di lokasi pemadaman, Putra menyebut banyak satwa ditemui, rata-rata adalah ular yang berusaha menyelamatkan diri dari kobaran api. Ular itu di antaranya jenis python, ular cobra hingga ular kadut.

"Kalau ular api ini saya pernah juga, ketua regu pernah dikejarnya saat duduk di tepi kanal sambil merokok," katanya.

Untuk satwa buas lainnya, baik itu beruang ataupun Harimau Sumatera, Putra menyebut tidak pernah menemuinya. Pasalnya Rupat yang merupakan pulau tidak didiami satwa bertaring dan berkuku tajam itu.

Selain ular api, Putra juga menyebut pernah melihat api-api terbang berukuran besar. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, api beterbangan itu disebut sebagai hantu obor.

Mahluk yang masih diperdebatkan keberadaannya itu tentu saja bukan penyebab lahan gambut kering terbakar. Ada yang percaya itu merupakan kiriman ilmu hitam yang diyakini masih dipunyai beberapa warga di sana.

"Saya melihat ketika menjaga mesin atau pompa air di tepi kanal, tiba-tiba melayang yang disebutkan tadi," ucap Putra.

Ketika melihat itu, Putra memang sendirian. Pasalnya penjaga pompa air memang harus sendirian di tepi kanal sementara petugas lainnya masuk ke lokasi. "Menjaga pompa agar tidak mati, memastikan aliran air di selang. Kalau sempat mati, bisa kacau kawan-kawan di lapangan memadamkan api," sebut Putra.

Terkait hantu obor ini, Putra menyebut ada juga kawan pemadam lainnya melihat. Hanya saja hal itu tidak diceritakan ke tim lainnya untuk menjaga psikologis pemadam.

"Nanti kalau diceritakan ke tim lainnya bisa tidak konsentrasi mereka, apalagi pemadaman juga ada yang malam, bahkan berlangsung pagi hari," imbuhnya. ***

Artikel ini telah tayang di trubus.id dengan judul " Kisah Ular Api dan Hantu Obor, di Tengah Upaya Pemadaman Karhutla di Pulau Rupat"

Editor:
Akham Sophian

wwwwww