Pengemis Marak Beroperasi di Perempatan Lampu Merah Kota Pekanbaru

Pengemis Marak Beroperasi di Perempatan Lampu Merah Kota Pekanbaru

Gambar hanya ilustrasi. (sumber: internet)

Sabtu, 23 Februari 2019 09:23 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Kalangan warga Kota Pekanbaru meminta pemerintah setempat untuk segera menertibkan sejumlah pengemis yang marak beroperasi di sejumlah perempatan lampu merah di daerah itu dengan menyodorkan dagangannya berupa kue, tisu, kerupuk dan lainnya. "Berjualan kue dengan menyodorkannya ke pengendara roda dua dan empat, menjadi modus bagi mereka untuk mengemis, sebab jika dagangannya tidak terjual sebagian dari mereka meminta uang dengan alasan untuk memenuhi kebutuhannya," kata Intan (24), warga Panam, Kota Pekanbaru, di Pekanbaru, Jumat (22/2/2019).

Permintaan tersebut disampaikan Intan terkait kembali maraknya aksi pengemis di sejumlah titik di daerah itu mulai dari anak-anak hingga dewasa, yang berkondisi normal dan juga penyandang disabilitas mengemis di kawasan Pasar Pagi Arengka, di JL Ahmad Yani, Bundaran dan lampu merah Jalan Gajah Mada, di perempatan Lampu Merah HR Subrantas, Jalan Hang Tuah, dan lainnya.

Menurut Intan, aksi ini selain merusak keindahan dan estetika Kota Pekanbaru, disinyalir juga para pengemis di kalangan anak-anak tersebut tidak sekolah, karena mereka sudah berada di perempatan lampu merah mulai pagi hingga sore bahkan hingga pukul 23.00 WIB.

Pada jam-jam itu, menurutnya, adalah waktu mereka untuk belajar di sekolah dan istirahat, membuat PR sekolah di rumah atau saatnya waktu tidur, hak-hak mereka untuk belajar dan bermain tersita oleh ulah oknum warga yang tidak bertanggung jawab itu.

"Ironisnya, sejumlah pengemis anak-anak dikoordinir oleh orang dewasa yang terindikasi mereka selalu di pantau, sehingga anak-anak pengemis itu tidak takut berada di jalanan saat malam hari," katanya.

Ia meminta Pemkot Pekanbaru, untuk memasang kamera pemantau untuk melihat koordinator yang mengelola anak-anak mengemis di jalanan, sehingga pelaku bisa diproses hukum karena telah mengeksploitasi anak.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Dinas Sosial Provinsi Riau H.M.Zen, mengatakan, Dinsos telah berulangkali melakukan penjaringan dan selanjutnya dibina, dan dikembalikan ke daerah asalany seperti Nias.

Namun beberapa bulan kemudian, katanya, pengemis yang sama kembali lagi datang ke Pekanbaru dan melakukan kegiatan serupa. Bahkan, ada di antaranya menggunakan uang hasil mengemis di perempatan lampu merah untuk mabuk-mabukan.

Mereka pernah terjaring razia namun kemudian kembali mengemis di jalanan, sebagai budaya hidup mereka yang terbiasa mendapatkan uang secara instan itu.

"Lebih memiriskan pernah ada pengemis anak sebanyak lima orang di kawasan pasar Pagi Arengka, beraksi pada malam hari dan mereka sudah dikoordinir oleh orang dewasa, yang saat itu belum ada pengerjaan fisik fly over, " katanya.

Untuk kasus eksploitasi anak tersebut, katanya, perlu Tim Terpadu (terdiri atas Dinsos, TNI, Polisi, Satpol PP untuk menjaring mereka dan menangkap koordinatornya untuk diproses hukum karena telah melanggar UU Perlindungan Anak.

Sementara itu saat mobil dinas sosial melakukan patroli, katanya, justru aksi tersebut sepi, namun setelah mobil patroli tidak ada, maka aksi yang sama kembali terjadi.

"Para pengemis beraksi di jalanan dengan cara mengamen, berjualan dan ujung-ujungnya hanya minta duit jika jualan mereka tidak dibeli. Oleh karena itu, patroli Polantas perlu terus diintensifkan agar aksi eksploitasi anak untuk mengemis bisa ditekan," katanya. ***

Artikel ini telah tayang di antaranews.com dengan judul "Tertibkan pengemis jalanan di Kota Pekanbaru"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Pekanbaru, Umum
wwwwww