Home > Berita > Riau

Kapolda Akui Mulai Ada Gesekan Politik Jelang Pemilu 2019 di Riau

Kapolda Akui Mulai Ada Gesekan Politik Jelang Pemilu 2019 di Riau

Kapolda Riau tanda tangan Pakta Integritas Pemilu Damai Tahun 2019.

Kamis, 15 November 2018 00:22 WIB
Sahril Ramadana
SIAK, POTRETNEWS.com  - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo mengaku, jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, gesekan politik sudah mulai terlihat di Provinsi Riau. Namun, kata Widodo tidak terlalu parah dibandingkan daerah lain di Indonesia. "Jelas ada gesekan. Saya berharap jelang 100 hari Pemilu 2019, semoga gesekan itu bisa berkurang," kata Widodo kepada wartawan, Rabu (14/11/2018) malam usai kegiatan Safari Sinergitas Pemilu Tahun 2019 di Gedung Tengku Mah Ratu, Siak.

Widodo menjelaskan, secara umum semua daerah kabupaten/kota di Riau berpotensi dapat menimbulkan gesekan politik. Apalagi pada Pemilu 2019 mendatang, Pilpres serentak dengan Pileg.

"Kalau secara logis, lebih kejam pileg daripada pilpres. Sebagai contoh, jika partai politik tidak sampai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold, tentu ada benturan. Tapi, ini kembali lagi kepada diri kita. Marilah dewasa dalam menyikapinya," tegas kapolda.

Kendati ada gesekan itu, Widodo mengatakan Provinsi Riau jelang Pemilu 2019 masih tergolong kondusif. Bahkan, Provinsi Riau peringkat 22 daerah paling kondusif jelang Pemilu 2019 di Indonesia.

"Satu kata yang mesti kita sepakati, yakni stabilitas keamanan harus dijaga bersama. Secara umum, di Riau saat ini tingkat keamanan jelang Pemilu cukup kondusif. Tentunya semua pihak harus menjaga ini," kata Widodo.

Jika nanti tidak kondusif lagi, Widodo mengatakan, polisi tentu akan turun. Tapi bila perlu hal itu harus dihindari bersama.

"Jangan pernah ada niat untuk membuat perpecahan. Jika itu ada, tentu kita turun menindaknya. Jadi saya ingatkan, tidak perlu menghina suku, ras, dan agama. Kita semua sama, satu kebangsaan, satu negara," jelas Widodo.

"Kita juga harus akui, kita ditakdirkan hidup di Indonesia harus bertoleransi. Sebab negara ini heterogen. Beda suku, beda agama dan beda budaya. Jadi kita harus menerima perbedaan itu," tegas Widodo. ***

Kategori : Riau, Siak, Umum, Politik, Peristiwa
wwwwww