Home > Berita > Riau
Idul Adha 2018

Jumlah Hewan Kurban di Siak Meningkat

Jumlah Hewan Kurban di Siak Meningkat

Foto ini hanya ilustrasi. (sumber: internet)

Senin, 20 Agustus 2018 00:40 WIB
SIAK, POTRETNEWS.com  - Meskipun kondisi ekonomi masyarakat kurang membaik, namun semangat berkurban tetap tinggi. Buktinya, jumlah hewan kurban di kabupaten Siak mengalami peningkatan untuk hari raya Idul Adha 2018 ini.

BACA JUGA:

. Hingga Saat Ini, Polisi Belum Berhasil Ungkap Kasus Tabrak Lari yang Merenggut Nyawa IRT di Jalan Lintas Siak-Pelalawan

Data dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Siak menyebutkan, kebutuhan hewan kurban mencapai 2.635 ekor hewan. Angka itu terdiri dari sapi sebanyak 1.600 ekor, kambing 935 ekor dan kerbau 100 ekor.

Ketersediaan hewan kurban untuk memenuhi kebutuhan itu juga terpenuhi. Karena stok domestik kabupaten Siak untuk sapi sebanyak 2.341 ekor dan kambing 935 ekor. Sementara yang datang dari luar daerah untuk sapi mencapai 600 ekor dan sapi 500 ekor.

Sementara pada Idul Adha 2017 lalu, kebutuhan hewan kurban hanya 2.129 ekor. Angka itu terdiri dari sapi 1.547 ekor, kerbau 81 ekor dan kambing 501 ekor. Pada 2017 lalu itu, kebutuhan juga dapat terpenuhi dengan baik.

"Kecenderungan peningkatan pada tahun ini sebesar 25 persen. Padahal tahun 2016 lalu mengalami penurunan dibanding tahun 2015," kata Kepala Dinsnakkan Siak, Susilawati, Minggu (19/8/2018) dilansir potretnews.com dari tribunnews.com.

Untuk memastikan hewan kurban layak dikonsumsi, Susilawati menyebar tim pemeriksaan hewan kurban. Pemeriksaan hewan kurban ini dilaksanakan hingga pada hari H sebelum penyembelihan. Pemeriksaan ini disebut dengan pemeriksaan amte mortum.

"Kami juga melakukan pemeriksaan post mortum, atau setelah penyembelihan hewan," kata dia.

Ia menjelaskan, pemeriksaan ante mortum dilakukan untuk mengamati kondisi fisik hewan apakah layak untuk dikurbankan atau tidak. Jika ditemui tanda-tanda atau gejala klinis yang mengindikasikan pada penyakit menular, timnya akan menyampaikan kepada panitia kurban.

"Kami tentu merekomendasikan agar hewan yang mengalami penyakit menular itu tidak disembelih," kata dia.

Pada saat pemeriksaan, pihaknya juga memeriksa umur hewan dan mengamati pertumbuhan gigi seri hewan.

"Apakah sudah cukup umur untuj dikurbankan, itu dengan cara mengamati pertumbuhan gigi seri hewan," kata dia.

Sedangkan pemeriksaan post mortum untuk mengamati adanya kemungkinan kejanggalan yang ditemukan pada organ Visceral atau organ dalam. Seperti hati, paru, ginjal, usus, jantung dan lain-lain.

"Jika ada bagian yang rusak seperti pada hati, misalnya ditemukan cacing hati (fasciola hepatica) maka kita sarankan hati yang rusak tersebut tidak dikonsumsi," kata dia.

Begitu juga paru-paru yang selalu ditemukan adanya pengkejuan. Maka organ paru itu disarankan disingkirkan dan tidak boleh dikonsumsi.

Jumlah tim yang disebar, untuk masing-masing kecamatan dibagi sesuai jumlah dokter hewan. Minimal ada 2 sampai 4 tim yang berjalan. Bahkan, Susilawati sendiri juga ikut turun melakuka pemeriksaan.

"Karena jumlah personil kai sangat terbatas, maka saya sendiri ikut turun memeriksa. Petugas dinas yang berback ground peternakan kita turunkan utk membantu petugas kesehatan hewan melakukan pemeriksaan," kata dia.

Pada pemeriksaan post mortum, pihaknya juga tidak bisa mengcover seluruh mesjid yang menyelenggarakan kurban. Karena itu, panitia bisa menelepon dinas peternakan Siak, bila terjadi sesuatu yang meragukan.

"Kita juga mengirim contact person masing-masing dokter hewan yang ada di setiap kecamatan kepada masing-masing mesjid," kata dia.***

Editor:
Sahril Ramadana

Kategori : Riau, Siak, Umum, Peristiwa
wwwwww