Home > Berita > Umum

Meski Anaknya Sudah Jadi Bupati, Ibu 78 Tahun Ini Tetap Setia Mencari dan Berjualan Asam tanpa Alas Kaki

Meski Anaknya Sudah Jadi Bupati, Ibu 78 Tahun Ini Tetap Setia Mencari dan Berjualan Asam tanpa Alas Kaki

Margaretha Hati Manhitu tengah mengupas buah asam bersama dua cucu dan kerabatnya. (foto: via grid.id)

Minggu, 19 Agustus 2018 16:36 WIB
TTU, POTRETNEWS.com – Tidak seperti kebanyakan wanita berusia 78 tahun yang sudah jarang melakukan aktivitas berat, Margaretha Hati Manhitu ternyata masih sanggup mencari, mengupas dan berjualan asam. Sehari-hari Margaretha mengenakan pakaian sederhana, bersarung dan tanpa alas kaki.

Orang akan kaget dan kagum, setelah mengetahui, siapa sesungguhnya Margaretha, yang tetap setia berjualan asam dan sayur di usianya yang sudah lanjut. Ternyata, dia adalah ibu kandung Raymundus Sau Fernandez, Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dilansir potretnews.com dari grid.id, setiap hari Margaretha mencari buah asam di kebunnya dan kemudian membawanya pulang ke rumah sederhananya di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, NTT. Selanjutnya dibantu dua orang cucu dan seorang kerabat, ia mengupas kulit buah Asam.

Selesai mengupas asam, Margaretha lantas mencucinya dan segera ia jual kepada pembeli yang sudah menjadi pelanggan tetapnya.

Uang hasil dari jerih payah jualan Asamnya digunakan Margaretha dan sang suami, Yakobus Manue Fernandez (84) untuk mencukupi keperluan sehari-hari. Rutinitas menjual buah Asam sudah dilakukan Margaretha semenjak Raymundus Sau Fernandez masih kecil.

Syukur, usahanya menghidupi keluarga bisa mengantarkan Raymundus menduduki bangku sekolah hingga menjadi Bupati TTU. Selain menjual buah Asam, Margaretha juga berjualan sayur.

Raymundus yang masih mengetahui sang ibu masih membanting tulang bejualan asam, sudah berulang kali melarangnya.

Bukan karena malu, akan tetapi Raymundus lebih mengkhawatirkan kondisi fisik orang tuanya yang sudah lanjut usia, takut kesehatan mereka terganggu.

Akan tetapi Margaretha menolak larangan anaknya itu. Sebab ia tak mau menjadi beban bagi anaknya.

''Kami tidak mau membebani anak kami, karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari,'' ujar Margaretha, Sabtu (18/8/2018). ''Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik untuk rakyat dan jaga nama baik keluarga,'' tambahnya.

Padahal jika mau, Margaretha bisa saja hidup enak dengan apa yang sudah diperoleh oleh anaknya yang sudah dua periode menjadi Bupati TTU.

Raymundus tak berani melarang lagi keinginan orang tuanya untuk tetap bekerja. Margaretha selalu beralasan karena ia dan suaminya sudah menanam semuanya di kebun dan harus dijual. ''Saya sudah larang, tapi mama tetap tidak mau, karena mama bilang kita sudah tanam di kebun, jadi hasilnya harus dijual,'' kata Raymundus.

Tapi di hati Raymundus ia sangat bangga dan meneladani sikap pekerja keras penuh tanggung jawab kedua orang tuanya.

Raymundus mengaku, banyak belajar dari apa yang telah diajarkan oleh ibunya, yang ditunjukan pada dia dan adik-adiknya sejak kecil.

''Kerja keras, kerja tanggung jawab sampai tuntas dan ini pelajaran yang sangat berharga buat diri saya sampai saat ini, saya pegang teguh dalam hidup,'' ucapnya.

''Mama dalam usia yang sudah 78 tahun, masih tetap kerja kebun dan sawah bersama bapak. Tentu hal yang sangat berharga buat saya. Mereka selalu mengatakan kepada saya bahwa, nikmatilah keringatmu sendiri lebih berharga dan tidak boleh ambil hak orang lain,'' tandas Raymundus. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww