Home > Berita > Inhil

Ari Dono Sukmanto Diangkat Jadi Wakapolri, Kursi Kabareskrim Diduduki Pati yang Pernah Menjabat Kapolres Inhil

Ari Dono Sukmanto Diangkat Jadi Wakapolri, Kursi Kabareskrim Diduduki Pati yang Pernah Menjabat Kapolres Inhil

AS SDM Kapolri Irjen Arief SulistyantoAS SDM Kapolri Irjen Arief Sulistyanto. (foto: dok. polda kalbar)

Jum'at, 17 Agustus 2018 15:11 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menunjuk Irjen Arief Sulistyanto menjadi Kabareskrim menggantikan Komjen Ari Dono Sukmanto yang diangkat menjadi Wakapolri. Saat ini, Arief masih menjabat sebagai Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia. Arief Sulistyanto merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1987. Namanya mulai dikenal publik setelah menjadi penyidik beberapa kasus yang mendapat sorotan publik.

Setidaknya ada tiga kasus besar yang pernah ditangani Arief. Mulai pembunuhan aktivis HAM Munis Said Thalib dan kasus pembobolan Citibank yang melibatkan Melinda Dee.

Melansir kumparan.com, perwira polisi yang lahir pada 1965 di Ngajuk, Jawa Timur, mengawali kariernya di provinsi kelahirannya. Mulai 1987 hingga 1993, Arief bertugas di Jawa Timur. Di sana, dia pernah menjabat sebagai Kasat Serse di Polres Malang, Polres Sidoarjo, dan Polres Pasuruan.

Pada 1995, Arief ditarik untuk bertugas ke Jakarta. Dia pernah bertugas sebagai Kapolsek Kota Bekasi dan Kapolsek Metro Pasar Minggu.

Setelah bertugas di Jakarta hingga 2003, Arief ditugaskan ke Riau. Arief diminta menjadi Kapolres Indragiri Hilir (Inhil), Riau, dan Kapolres Tanjung.

Pada 2006, Arief kembali ditarik ke Mabes Polri. Dia ditugaskan di Bareskrim Polri. Kariernya terus naik selama menjadi penyidik Bareskrim hingga pada 2010, Arief diangkat menjadi Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus.

Empat tahun menjadi Dirtipieksus Bareskrim Polri, Arief ditunjuk menjadi Kapolda Kalimantan Barat. Selama bertugas di Kalimantan Barat, Arief pernah menjebloskan dua perwira polisi ke penjara. Pertama adalah AKBP Eddy Triswoyo, mantan Kabid Telekomunikasi dan Informasi Polda Kalbar karena melakukan mark-up anggaran telekomunikasi Polda Kalbar 2011 – 2014, kemudian AKBP Idha Endri Prastiono yang diduga berkerja sama dengan bandar narkoba asal Malaysia.

Selama bertugas di Kalimantan Barat, Arief juga memperkenalkan salam zero. Salam itu dia maksudkan untuk menegaskan zero tolerance terhadap berbagai bentuk pelanggaran, penyimpangan, pungutan liar, korupsi, kolusi. dan nepotisme. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Inhil, Umum
wwwwww