Home > Berita > Umum

Allahu Akbar! Nenek dan Kakek Ini Bisa Naik Haji Gara-gara Selipan Uang di Buku padahal Hidupnya Pas-pasan

Allahu Akbar! Nenek dan Kakek Ini Bisa Naik Haji Gara-gara Selipan Uang di Buku padahal Hidupnya Pas-pasan

Ahmad Fatoni Syafii dan Nasifah Solehah.

Kamis, 19 Juli 2018 13:42 WIB
JEMBER, POTRETNEWS.com - Hidup pasangan suami-istri Ahmad Fatoni Syafii dan Nasifah Solehah, tergolong pas-pasan. Tapi hal itu tak menyurutkan kebiasaan mereka membantu orang lain. Buahnya tahun ini. Fatoni-Nasifah dipanggil Allah menjadi tamu-Nya. Mereka naik haji. Fatoni (76 tahun) dan Nasifah (66 tahun) merupakan pasangan yang sepanjang hidupnya menjadi abdi dalem Pesantren Ash-Shiddiqiyah Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Di kompleks pesantren itu, mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang disediakan pesantren. Selain mengabdi di pesantren, Fatoni juga menjadi guru ngaji dari rumah ke rumah warga sekitar pesantren.

Sementara istrinya, Nasifah, menjadi guru taman kanak-kanak yang dikelola Pesantren Ash-Shiddiqiyah. Nah, dari menyebarkan ilmu itulah Fatoni mendapatkan rezeki tanpa tarif.

”Saya tak pernah minta, tapi dikasih begitu saja," kata Fatoni kepada wartawan di Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (19/7/2018), dilansir potretnews.com dari viva.co.id.

Kendati hidup paspasan, pasutri dengan enam anak itu gemar membantu orang tak mampu. Keluarga Fatoni bahkan punya agenda rutin tiga bulan sekali bersedekah kepada para janda dan anak yatim di lingkungan masyarakat dekat mereka tinggal.

Fatoni mengaku tak pernah menghitung berapa duit disedekahkan setiap agenda rutin ia lakukan. Dia masukkan begitu saja uang ke dalam amplop tanpa dihitung, lalu di serahkan kepada yang berhak.

”Jadi, setiap punya uang saya masukkan amplop sampai ngumpul 80 amplop. Ya, sudah diberikan," ujarnya.

Keluarga Fatoni juga kerap membantu anak-anak nyaris putus sekolah karena tidak punya biaya. Kadang bantu menebus ijazah, membelikan seragam, membantu bayar pendaftaran sekolah anak tak mampu.

Dia juga ringan meminjamkan uang kepada orang yang betul-betul butuh. Tak pernah berpikir uang itu akan kembali atau tidak.

”Saya pernah itung jumlah uang yang saya pinjamkan pada teman. Setelah diitung, ternyata banyak juga, tiga puluh lima juta rupiah," kata Fatoni.

Keinginan naik haji muncul di benak Fatoni delapan tahun lalu. Dia lalu sowan kepada putra kiainya dan bertanya.

”Gus, saya ingin haji. Tapi kalau kegiatan saya bisa menjadi putus karena untuk biaya haji, maka lebih baik saya tidak jadi berhaji," katanya menceritakan pertemuannya dengan sang putra kiai.

Gus yang ditemui menyarankan agar Fatoni mendaftar dulu. Fatoni pulang lalu mengajak istrinya masuk kamar. Dua buku tebal diambil dan meminta sang istri menghitung uang yang diselipkan di sela-sela buku tebal itu. Hasilnya, terkumpul Rp50 juta.

”Uang biasa saya simpan di buku. Mungkin lama disimpan, uangnya banyak yang jamuran,” kata Fatoni.

Singkat cerita, Fatoni mendaftar haji untuk berdua, dia dan istrinya. Biaya pelunasan haji juga dikumpulkan mereka dari jalan tak terduga. Hasilnya, doa keluarga Fatoni terkabul.

Mereka ditakdirkan berangkat ibadah haji tahun ini. Mereka tergabung dalam jemaah kelompok terbang delapan Embarkasi Surabaya.

Fatoni bersyukur Allah memanggilnya naik haji. Baginya, rezeki datang dari Allah dan tidak terduga. Karenanya, lelaki yang hampir buta ini berprinsip untuk selalu bersedekah. Ia ibaratkan sedekah seperti memancing dengan kail.

"Dengan sedekah, rezeki datang tak terduga, berlipat-lipat, kadang datangnya bersalipan," ujar Fatoni. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww