Home > Berita > Umum

Cerita Memilukan Heri Nainggolan Berjuang 30 Menit antara Hidup dan Mati Saat Kapal ”KM Sinar Bangun” Tenggelam

Cerita Memilukan Heri Nainggolan Berjuang 30 Menit antara Hidup dan Mati Saat Kapal ”KM Sinar Bangun” Tenggelam

Heri Nainggolan. (foto: jpnn.com via sumeks.co.id)

Kamis, 21 Juni 2018 12:33 WIB
MEDAN, POTRETNEWS.com - Musibah tenggelamnya Kapan Motor (KM) Sinar Bangun di Danau Toba, Senin (18/6/2018) menyisakan pilu bagi penumpang dan keluarga yang ditinggalkan. Salah satu penumpang yang selamat adalah Heri Nainggolan (23). Merasakan pengalaman hidup mati sekitar 30 menit di Danau Toba menjelang senja itu tak akan pernah terlupakan seumur hidup.

Ditemui di rumah keluarganya kemarin (20/6/2018), Heri menceritakan, sesaat sebelum kapal tenggelam, dirinya duduk di atas sepeda motor yang diparkir di lambung kapal sebelah kiri.

Bersama Roy Sirait, rekan sekampungnya yang sampai saat ini belum ditemukan, dia sudah cemas setelah melihat kondisi kapal dan cuaca buruk yang ditandai gelombang yang besar. ”Penumpang sangat ramai dan sepeda motor juga sangat banyak di dalam kapal,” ujarnya, dilansir potretnews.com dari sumeks.co.id.

Sepeda motor yang berjumlah sekitar 60 unit itu dijejer di lambung kiri dan kanan kapal, termasuk di dalam kapal di lantai 1. Sementara itu, selain di lantai 1 dan lambung kapal, penumpang memadati lantai 2 dan 3. ”Suasana kapal penuh sesak,” imbuhnya.

Para penumpang itu memang memaksakan diri naik ke kapal karena kondisi sudah sore dan cuaca mendung. Mereka takut tidak ada kapal untuk pulang. Setelah kira-kira 15 menit meninggalkan pelabuhan, cuaca tiba-tiba buruk.

”Terdengar suara seakan kapal menabrak sesuatu dan tiba-tiba mesin kapal mati. Hanya hitungan detik, ombak besar menghantam kapal dari arah lambung kiri,” cerita Heri.

Akibatnya, kapal oleng ke kanan. Heri pun melompat dari kapal. Dia disambut para penumpang yang sudah melompat atau terlempar ke dalam danau. ”Beberapa di antara penumpang memegang tubuh dan baju saya untuk menyelamatkan diri,” ceritanya.

Dengan bersusah payah, Heri melepaskan diri dan naik ke kapal yang posisinya sempat tertelungkup sebelum tenggelam. Saat kapal tertelungkup, banyak juga penumpang yang naik. Heri terlebih dahulu membantu temannya, Roy, naik ke kapal.

Sempat juga beberapa penumpang yang berada di air memegang kaki Roy, tapi berhasil dilepaskan Heri. Heri kemudian menyusul naik.

”Kaki saya juga berhasil dijangkau penumpang yang berada di air, tapi saya entakkan dengan kuat. Pegangan pun lepas dan saya baru berhasil naik ke kapal yang sudah tertelungkup,” cerita Heri.

Namun, kelegaan Heri hanya sekejap. Karena banyaknya penumpang yang naik, kapal pun tenggelam. Mereka pun kembali berlompatan ke air karena takut tersedot arus air yang ditimbulkan kapal tenggelam.

Setelah terjun kembali ke air, Heri kehilangan Roy. Heri kemudian berusaha berenang untuk menyelamatkan diri. Beberapa kali dia ditarik dan dipeluk penumpang lain yang sudah lemas. Dia ikut tertarik tenggelam ke danau.

Untuk melepaskan diri, Heri kembali harus memukul dan menendang-nendang penumpang lain yang memeganginya hingga beberapa kali ikut tenggelam ke dalam air.

Akhirnya, setelah berenang beberapa menit, kapal feri datang dan beberapa penumpangnya memberikan bantuan. Dia pun selamat. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Peristiwa
wwwwww