Home > Berita > Riau

Mahasiswa Umri Didorong Bikin Program Perlindungan Anak

Jum'at, 27 April 2018 23:09 WIB
mahasiswa-umri-didorong-bikin-program-perlindungan-anakRektor Umri Dr Mubarak MSi bertukar cendera mata dengan Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Albert usai Diskusi Tematik di Umri, Kamis (26/4/2018).
PEKANBARU, POTRETNEWS.com – Mengundang Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Albert Pikri, Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar Diskusi Tematik dengan tema ”Mengangkat Peran Mahasiswa dalam Perlindungan Anak Indonesia”, Kamis (26/4/2018). Saat membuka kegiatan tersebut, Rektor Umri Dr Mubarak MSi menyebut, selaku kelompok yang selalu berpikir jauh ke depan dan pendobrak sesuatu untuk kebaikan, mahasiswa juga berperan menjadi perantara bagi orangtua dan anak. Khususnya, dalam menjamin terciptanya hubungan yang baik antarkedua pihak.

”Kita banyak melihat di berita tentang perlakuan yang tak pantas terhadap anak. Padahal anak adalah generasi penerus bangsa,” papar Mubarak.

Untuk itu, mahasiswa perlu menjaga diri agar tidak menjadi bagian dari orang-orang yang melakukan kekerasan pada anak. Hal itu dapat mereka mulai dari keluarga sendiri. Misalnya dengan aktif mencegah kekerasan pada adik-adiknya.

Kemudian, mahasiswa juga didorong membuat program perlindungan anak. ”Bagaimana memberdayakan anak agar tahu mana yang baik dan tidak. Sehingga mereka terhindar dari kekerasan,” ungkap rektor.

Dia mencontohkan, perlunya membantu anak jalanan yang masih banyak terlihat di Pekanbaru. Karena Mubarak yakin, keberadaan anak jalanan itu adalah akibat dari paksaan orang lain. Padahal, di usia mereka, tak layak berada di jalanan hingga malam hari.

Sementara, Albert Pikri menjelaskan, mahasiswa disasar karena persoalan anak ke depan akan semakin berat kalau tak diantisipasi. Ada dua hal, yaitu mencegah anak dari hal bahaya dan pengaruh negatif dan menanggulangi segala yang berbahaya pada anak.

”Dalam diskusi ini, kita lebih fokus pada bagaimana mencegah anak dari bahaya dan pengaruh negatif. Di sini perlu berbagai ide dan gagasan untuk mencegahnya,” paparnya.

Mahasiswa, imbuhnya, banyak yang terlena dengan berbagai aktivitasnya. Baik itu dalam perkuliahan maupun aktivitas lainnya. Sementara, anak-anak saat ini sedang dilingkupi bahaya laten yang tak bisa diselesaikan oleh dinas maupun kementerian sendiri.

Untuk itu, kementerian membuat program perlindungan terpadu berbasis masyarakat. Salah satu yang paling berpotensi adalah mahasiswa. Karena, mahasiswa memiliki kualitas akibat mereka golongan terdidik dan terpelajar. Mahasiswa dan remaja secara psikologis juga masih dekat. Sehingga komunikasinya bisa lebih gampang.

Kemudian, mahasiswa juga merupakan cadangan orang dewasa di masa mendatang. ”Mereka yang akan menjadi pejabat, pedagang, pengusaha, guru dan sebagainya. Sehingga, ketika tidak dibina dari awal, akan sulit membentuknya di saat dewasa,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Albert juga menunjukkan beberapa video, foto dan materi berita yang berkaitan dengan perlakukan negatif oleh dan bagi anak-anak. Seperti kasus-kasus anak yang terlibat narkoba, jadi korban pelecehan seksual, pedofilia, melakukan seks bebas, kecanduan game dan mengalami kekerasan.

Menurutnya, kejadian-kejadian ini sudah luar biasa tapi masyarakat terlena. Padahal, kejadian ini bisa terjadi di tempat yang kerap dianggap aman. Seperti di sekolah, di kelas, di mal, di rumah. Lalu, pelakunya juga banyak orang dekat. Seperti, orang tua, paman, kakak, teman kakak, tetangga, petugas keamanan, sopir hingga pembantu rumah tangga.

”Selamai ini mereka dianggap orang yang memberi keamanan. Tapi justru jadi pelaku,” ujarnyanya. ***

Kategori : Riau, Umum
wwwwww