Home > Berita > Umum

Hadapi Revolusi Industri ke-4, Unilak Kirim Delegasi Ikuti Workshop di Malaysia

Hadapi Revolusi Industri ke-4, Unilak Kirim Delegasi Ikuti Workshop di Malaysia

Utusan 46 perguruan tinggi swasta Kopertis Wilayah X yang mengikuti workshop di Malaysia.

Kamis, 26 April 2018 02:22 WIB
Muhamad Maulana
MALAYSIA, POTRETNEWS.com - Sebanyak 46 perguruan tinggi swasta di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah X melakukan kerja sama (MoU) dengan International Islamic University Malaysia (IIUM). Acara yang dilaksanakan di Kampus IIUM Selangor Malaysia ini dihadiri oleh lebih kurang 80 orang delegasi mewakili 46 PTS dari Sumatera Barat, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau.

Agenda ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani Koordinator Kopertis Wilayah X Prof Dr Herri MBA dengan International Islamic University Malaysia di Padang pada 18 Desember 2017 lalu.

Bersempena dengan kegiatan penandatanganan MoU ini dilaksanakan Whorkshop On Designing Academic Leadership And Management Towards IR 4.0.

Koordinator Kopertis Wilayah X Koordinator Prof Herri dalam sambutannya mengatakan munculnya era revolusi industri 4.0 akibat kemajuan teknologi dan perkembangan situasi sosial.

Kondisi ini harus diiringi dengan kampus-kampus yang semakin kompeten meluluskan alumni generasi industri 4.0. Kopertis Wilayah X, berupaya keras untuk memahami dan menyikapi kondisi ini secara proporsional.

Sementara itu Rektor Universitas Lancang Kuning yang diwakili Kepala Urusan Kerja Sama Ir Masnur Putra Halilintar MSi mengatakan workshop ini sangat bermanfaat untuk Unilak karena masuk ke jejaring PTS dilingkup Kopertis X yang mengikuti perkembangan revolusi industri ke-4.

Dengan adanya MoU sebagai payung hukum untuk Memorandum of Agreement (MoA) Unilak dapat berkolaborasi dgn PTS lingkup kopertis X semakin terbuka

"Di acara yang berlangsung dari 24 hingga 26 April ini diisi dengan whorkshop untuk membekali para pimpinan PTS dan yayasan agar ikut menyikapi perkembangan revolusi industri keempat," demikian Masnur.

Sekadar referensi, dalam artikel yang ditulis Andreas Hassim di beritasatu.com, revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Hal inilah yang disampaikan oleh Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.

Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustion chamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan. Kemudian, revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet.

Selanjutnya, pada revolusi industri generasi keempat, seperti yang telah disampaikan pada pembukaan tulisan ini, telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa.

Lebih dari itu, pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil. ***

Kategori : Umum
wwwwww