Home > Berita > Umum

Berhati-hatilah, Sungai-Sungai di Riau Masih Dihuni Buaya Ganas

Berhati-hatilah, Sungai-Sungai di Riau Masih Dihuni Buaya Ganas

Ilustrasi Foto Buaya (foto: iStockphoto via liputan6.com)

Sabtu, 21 April 2018 04:52 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Tak hanya dengan harimau Sumatera, konflik manusia dengan buaya juga sering terjadi di Provinsi Riau. Terakhir, pemuda yang bekerja sebagai penarik tual sagu, Hongkiat, tewas setelah diterkam dan ditarik ke dasar sungai di Desa Kapau Baru, Kabupaten Kepulauan Meranti. Tak hanya di Meranti, tiap tahunnya ada saja warga di Riau yang meninggal karena terkaman buaya, misalnya, di Indragiri Hilir. Di daerah ini sering terjadi konflik dengan buaya, selain di Meranti.

Menurut Kepala Bidang I KSDA Riau, Mulyo Hutomo, konflik ini tak terlepas dari beberapa sungai di Riau yang dihuni buaya muara dan buaya sungai atau capit. Buaya muara disebut paling ganas dan selalu menyerang manusia.

”Yang menyerang manusia sudah dipastikan buaya muara atau Crocodylus porosus. Ini apa saja dimakannya, kalau buaya sungai atau capit hanya makan ikan," sebut Hutomo, Selasa 17 April 2018.

Berdasarkan laman liputan6.com yang dilansir potretnews.com, Hutomo menjelaskan, buaya muara tersebar di beberapa sungai di Riau, terutama sungai yang berhubungan dengan laut. Buaya ini biasanya masuk ke sungai besar ataupun anak sungai yang pasang surut.

”Sebarannya di Pelalawan seperti di Teluk Meranti, kemudian di Kepulauan Meranti, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, dan Hulu serta Kota Dumai, lalu Kampar," sebut Hutomo.

Di Rokan Hulu dan Hilir, terang Hutomo, ada bentangan Sungai Rokan dengan anak-anak sungainya. Sungai ini bermuara ke laut seperti sungai di Kota Dumai dan Sungai Siak.

Sungai-sungai ini dihuni oleh dua jenis buaya, muara dan sungai. Hanya saja, buaya muara lebih ganas dan selalu menjadikan apa saja sebagai mangsanya, termasuk manusia. "Selanjutnya sungai-sungai di Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, dan Kampar. Semuanya berbuaya dan ganas kalau itu buaya muara," terang Hutomo.

Hutomo menerangkan, buaya muara biasanya masuk ke sungai kalau air mulai surut. Untuk beberapa saat, buaya ini akan mendiami wilayah itu dan mencari makan di sana.

BBKSDA menyatakan hampir setiap tahun ada korban, baik yang akhirnya ditemukan maupun yang tidak. Kejadian terbaru tentu saja di Meranti dan terakhir di Indragiri Hilir.

Dengan gambaran ini, BBKSDA mengimbau masyarakat yang sering beraktivitas di sungai agar berhati-hati.

Sebelumnya pada Sabtu pekan lalu, pekerja perusahaan sagu di Kepulauan Meranti diterkam dan diseret ke dasar sungai ketika menarik tual atau sagu yang baru dipanen.

Korban Hongkiat tak sadar dirinya menjadi sasaran buaya. Hongkiat tak tahu ada buaya yang mendekat ke arahnya, begitu juga dengan rekan-rekan kerjanya.

Hongkiat ditemukan 4 jam kemudian setelah dicari. Lokasi penemuannya tak jauh dari dirinya diterkam. Korban kemudian dibawa ke rumahnya dan dimakamkan dengan luka di kaki, tangan, dan bahunya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Riau
wwwwww