Home > Berita > Umum

Kisah TKI yang Buru-buru Pulang dari Negeri Jiran Hanya untuk Bunuh Istri lantaran Termakan Berita Hoax Perselingkuhan

Kisah TKI yang Buru-buru Pulang dari Negeri Jiran Hanya untuk Bunuh Istri lantaran Termakan Berita <i>Hoax</i> Perselingkuhan

Ilustrasi.

Selasa, 10 April 2018 12:43 WIB
RIAU, POTRETNEWS.com – Jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) agaknya Warsiman, 40, hanya mengandalkan tenaga, bukan otak. Buktinya, ada berita hoax tentang perselingkuhan istrinya, Neno, 35, di Riau ditelan mentah-mentah. Bayangkan, dia pulang segera hanya untuk membunuh istrinya. Padahal perselingkuhan tak terbukti, tapi nyawa bini tak bisa kembali.

Berulang kali diberitakan, TKI dan TKW kita banyak yang tidak punya skill, kecuali hanya mengandalkan tenaga. Maka di mancanegara sering bikin malu bangsa.

Karena kurang pendidikan, jadi tenaga kerja yang ”sumbu pendek”, mudah terpancing emosinya, sehingga sering terjadi konflik dengan majikan. Yang sampai bunuh orang, resikonya berat, bisa dihukum mati karenanya. Pulang-pulang sudah tanpa kepala, karena dipancung.

Warsiman warga Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, rupanya termasuk TKI yang bekerja hanya mengandalkan tenaga, bukan otak. Maka ketika dia main HP canggih, termakan berita hoax kehilangan daya kritisnya. Berita apa pun yang diterimanya dianggap sebagai kebenaran, dan istrinya pun menjadi korban.

Baru setahun Warsiman bekerja jadi TKI di Malaysia. Dia terpaksa berangkat di sana, karena di dalam negeri pemerintah tak bisa memberinya pekerjaan. Resikonya, dia harus lama berpisah dengan istrinya, si Neno yang cantik itu. Tapi demi masa depan yang lebih baik, tak apalah. Bukankah pepatah lama mengatakan, bersakit-sakit dulu bersenang-senang kemudian.

Baru setahun bekerja di Malaysia, dia dapat kabar lewat WA bahwa istrinya di kampung punya PIL. Tanpa klarifikasi, dia membenarkan kabar itu. Logika Warsiman membenarkan, orang yang jauh dari pasangannya akan selalu kesepian. Nah, untuk mengusir rasa sepi itu lalu mencari kehangatan ke lelaki lain.

Karena pendidikan Warsiman juga hanya sampai SMP, kelas jauh pula; dia jadi kehilangan daya kritisnya. Berita yang diterimanya lewat jejaring sosial itu diterima sebagai kebenaran. Buru-buru dia pulang ke tanah air, sekadar untuk memberi pelajaran pada istinya. ”Kalau bisa ya dibina, kalau tak bisa ya dibina….sakan sekalian,” begitu prinsip Warsiman.

Begitu tiba di kampung halamannya, tak sempat lagi kangen-kangenan, tapi Warsiman langsung mendonder Neno dengan sejumlah pertanyaan, tentang hubungannya dengan PIL-nya. Tentu saja istri terkaget-kaget, karena tak pernah berbuat sekeji itu. Masa tak percaya pada istri sendiri?

Tapi bagi Warsiman yang picik, ketika Neno menolak tuduhan itu, justru dia beranggapan, mana mungkin ada maling ngaku. Nah, suami istri itu langsung ribut. Saking emosinya, Neno dihajar sampai meninggal dan mayatnya ditinggal begitu saja. Warsiman langsung kabur entah ke mana.

Berdasarkan penyelidikan polisi, diketahui bahwa Warsiman pembunuh Neno itu kabur ke Penjaringan, Jakarta. Pengajaran dilakukan ke Ibukota dan Warsiman ditangkap dan digelandang kembali ke Kepulauan Meranti. Katanya, dia nekat membunuhnya karena istrinya selingkuh. Tapi dengan siapa, Warsiman tak bisa menyebutnya. Wah, ini pasti beritanya kelas Saracen. Dilansir potretnews.com dari poskotanews.com. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Meranti
wwwwww