Greenpeace Tinggalkan FSC lantaran Gagal Mengawal Hutan dan Berikan Sertifikat pada Perusahaan Bandel di Indonesia

Greenpeace Tinggalkan FSC lantaran Gagal Mengawal Hutan dan Berikan Sertifikat pada Perusahaan Bandel di Indonesia

Ilustrasi.

Rabu, 28 Maret 2018 11:52 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Organisasi lingkungan hidup Greenpeace menarik diri dari Forest Stewarship Council (FSC) lantaran dianggap "gagal" melindungi hutan alami dari deforestasi. FSC didirikan antara lain oleh Greenpeace di California, Amerika Serikat, 1990 silam sebagai lembaga sertifikasi kayu ramah lingkungan.

Meski mencatat sukses di sejumlah wilayah, FSC yang juga aktif di Indonesia dinilai tumpul mengawal hutan di "kawasan berisiko tinggi, di mana institusi demokrasi lemah dan korupsi merajalela," tulis Greenpeace dalam situsnya. Organisasi yang bermarkas di Jerman itu bahkan dituding menjadi "alat untuk penggundulan hutan dan pengolahan kayu."

Awal perkara adalah langkah FSC memberikan sertifikat ramah lingkungan kepada PT. Korindo, sebuah perusahaan patungan antara Korea Selatan dan Indonesia yang bergerak di sektor kelapa sawit.

Baru-baru ini Korindo mencetak skandal setelah menggunduli kawasan hutan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan moratorium di Papua. Setelah menerima gugatan dari organisasi lingkungan lokal, FSC akhirnya bersedia menyelidiki pelanggaran Korindo.

Bukan kali pertama FSC memberikan sertifikat pada perusahaan bandel.

Pada 2007 FSC terpaksa mencabut sertifikat hijau untuk Asia Pulp & Paper yang dimiliki Sinarmas lantaran terbukti melakukan penggundulan dan penyerobotan lahan di Riau. Namun dalam sepuluh tahun terakhir FSC malah memberikan sertifikat hijau kepada sejumlah anak perusahaan Sinarmas, seperti Nippecraft yang mengolah kertas buatan APP menjadi buku tulis.

FSC sendiri membantah organisasinya disalahgunakan oleh produsen kertas dan kelapa sawit untuk pencitraan alias Greenwashing.

”Faktanya FSC adalah alat untuk manajemen hutan yang bertanggungjawab, termasuk buat industri kayu. FSC juga melindungi hutan dari pembalakan liar, deforestasi dan terutama degradasi hutan," tulis FSC dalam siaran persnya, dilansir potretnews.com dari tribunnews.com. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Lingkungan, Umum
wwwwww