Home > Berita > Riau

Kisah Pejuang Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan: Berjibaku dengan Api, Tidur di Hutan, dan Melawan Suhu Panas

Kisah Pejuang Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan: Berjibaku dengan Api, Tidur di Hutan, dan Melawan Suhu Panas

Ilustrasi.

Senin, 31 Juli 2017 09:26 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB itu, geram dengan kebakaran hutan. Saban hari dia memantau perkembangan titik api di seluruh wilayah Indonesia. Dalam sepekan terakhir, ternyata jumlahnya meningkat dan bermunculan di 14 provinsi. Sebanyak 5 provinsi di antaranya telah ditetapkan status siaga darurat, yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

"Pembukaan lahan dengan cara membakar masih banyak dilakukan di daerah ini. Meskipun sudah dilarang, imbauan sering dilakukan, patroli ke pelosok dilakukan, namun kenyataannya masih banyak pembakaran hutan dan lahan," ucap Sutopo geram.

Ya hutan dan lahan itu sengaja dibakar dan terjadi tiap tahun. BNPB sudah mengerahkan 18 helikopter pemboman air (water bombing) di Riau 5 unit, Sumatera Selatan 5 unit, Kalimantan Barat 4 unit, Jambi 2 unit, dan Aceh 2 unit. Selain itu, operasi hujan buatan juga di gelar oleh BNPB dan BPPT di Riau dan Sumatera Selatan.

Total 68,4 ton bahan semai Natrium Chloride disebarkan ke dalam awan-awan potensial dengan menggunakan pesawat Casa-212 untuk memicu hujan. Sedangkan satgas darat dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, MPA, dunia usaha dan masyarakat terus melakukan pemadaman di darat.

Sutopo lalu menceritakan kisah-kisah pejuang pemadam kebakaran itu yang mungkin tak banyak tahu. Karena bagi mereka yang hidup jauh dari hutan, kebakaran hutan dan lahan ini kadang hanya dianggap sebagai angka.

Salah satunya, potret tim dari BPBD yang terpaksa bermalam di hutan usai upaya pemadaman di sekitar lokasi. Pada banyak area, akses air cukup jauh untuk mencapai titik api.

"Tim BPBD Tembilahan bermalam di hutan untuk pemadaman karhutka SHGM Kec. Batang Tuaka Inhil Riau," cuit Sutopo, dilansir potretnews.com dari kumparan.com.

Dalam postingan berikutnya, Sutopo menunjukkan para petugas itu sedang istirahat makan seadanya, di tengah sulitnya memadamkan api yang membakar lahan. "Satgas darat melepas lelah dan makan setelah padamkan api dan asap karhutla. Setelah itu padamkan karhutla lagi," tulis Sutopo.

Sutopo mengatakan, api cepat menyebar dan membesar karena cuaca kering dan terik. Semak belukar mudah terbakar salah satunya di Kecamatan Sungaiapit, Kabupaten Siak, Riau.

"Alat terbatas, ranting daun pun digunakan untuk mematikan api kebakaran hutan dan lahan di Desa Penyengat Kecamatan Sungaiapit Kabupaten Siak Riau," ujarnya.

Dengan meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim kemarau, maka meningkatkan jumlah hotspot (titik panas/api). Dalam seminggu terakhir sebaran hotspot terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, NTT, dan Aceh. Total ada 239 titik api.

"Sebaran 239 hotspot di Indonesia pada Minggu (30/7) pagi adalah Kalimantan Barat 126, NTT 42, Kalimantan Utara 35, Kalimantan Tim5ur 10, Kalimantan Selatan 5, Maluku 4, Riau 1, Kalimantan Tengah 1, Jawa Tengan 2, Jawa Timur 2, Sulawesi Selatan 5, Sumatera Selatan 2, NTB 1, Sulawesi Tengah 1, dan Babel 1," paparnya. ***

Editor:
Hanafi Adrian

Kategori : Riau, Umum
wwwwww