Home > Berita > Siak

BMKG Riau Prediksi Musim Kemarau Bulan Juli ke Atas, Wabup Siak Imbau Masyarakat Tak Bakar Lahan

Senin, 05 Juni 2017 20:19 WIB
Sahril Ramadana
bmkg-riau-prediksi-musim-kemarau-bulan-juli-ke-atas-wabup-siak-imbau-masyarakat-tak-bakar-lahanWabup Siak H Alfedri. (foto: dok potretnews.com/sahril ramadana)
SIAK, POTRETNEWS.com - Sesuai dengan data yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Riau, bulan Juli ke atas sudah memasuki musim panas. Wakil Bupati Siak H Alfedri mengimbau kepada masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan. Bahkan dia mengingatkan, lebih baik mencegah sebelum terlambat. Karena sejatinya kebakaran tersebut menyebapkan kabut asap. Kalau sudah ada kabut asap, pesawat water bombing pun payah untuk memadamkan api karena tertutup asap yang tebal.

"Kabut asap ini sangat berdampak terhadap aktifitas manusia. Sebagai contoh anak-anak tidak akan bisa masuk sekolah, yang sakit juga banyak dan perekonomian pun menjadi lumpuh," kata Wakil Bupati (Wabup) Siak, Senin (5/6/2017). Kalau semua masyarakat tidak membakar lahan lanjut wabup, tentunya tidak akan ada titik api, dan asap.

Menurutnya dari total luas daerah Kabupaten Siak, 50 persenya terdiri dari lahan gambut, dan sebahagian besar lahan gambut itu berada dikawasan hutan. Tentunya pada saat musim kemarau, sangat rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Mebakar lahan sangsinya sangat berat, polisi pun akan bertindak sangat keras. Sebagai mana kita ketahui bersama, permasalahan asap ini sudah menjadi isu nasional, Undang-Undang Lingkungan Hidup mengatur dan melarang keras bagi setiap korporasi (perusahaan), Kelompok usaha tani, atau pun masyarakat untuk tidak membakar lahan baik sengaja atau pun tidak," terang H Alfedri.

Bahkan mengenai hal itu, kesepakan antara pemerintah dengan penegak hukum sudah ada. "Kami tidak mau, gara-gara bakar lahan, berurusan dengan polisi dan ditahan. Dan pada akhirnya, penghulu dan aparat kampung akan dipangil oleh Bhabinkantibmas," kata dia.

Apalagi kata Wabup Siak, saat ini sangat mudah mengetahui keberadaan titik api. Dengan pantauan satelit NOA yang cepat, dapat mengetahui hotspot atau titik api berada.

Untuk itu dia berharap, dibutuhkan kesadaran bersama antara masyarakat maupun pemerintah, agar tidak membakar hutan dan lahan di musim kemarau.

"Kepada camat dan kepala kampung, saya mengimbau agar mengingatkan masyarakatnya untuk tidak membakar hutan dan lahan, lebih baik kita mencegah sebelum terlambat nantinya," ujarnya. ***

wwwwww