Home > Berita > Riau

BMKG Ingatkan Satgas Karhutla Waspadai Kemarau Panjang di Bulan Mei

BMKG Ingatkan Satgas Karhutla Waspadai Kemarau Panjang di Bulan Mei

Ilustrasi.

Selasa, 18 April 2017 18:43 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau mengantisipasi musim kemarau yang diperkirakan oleh Badan Metereologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terjadi di bulan Mei mendatang.
"Mei masuk musim kemarau sampai Juni dan Juli, kita sosialisasikan gema antisipasi kebakaran lingkungan," kata Komandan Satgas Karhutla Riau, Brigjen TNI Abdul Karim saat temu ramah dengan wartawan di Pekanbaru, Selasa (18/4/2017), dilansir potretnews.com dari okezone.com.

Brigjen Abdul Karim yang juga menjabat sebagai Komandan Resi Militer 031/Wirabima menyampaikan, sejak siaga darurat Januari lalu, pihaknya tetap melakukan patroli. Hal ini untuk menciptakan wilayah Riau tetap kondusif.

Untuk antisipasi kedepannya, dia akan menerapkan pola baru dengan masing-masing komandan daerah militer memiliki data lahan bekas kebakaran. Karena meski Riau bebas asap tahun 2016 sampai 2017 ini, kenyataannya masih ada terjadi kebakaran lahan.

"Satgas akan menerapkan pola masing-masing kodim harus punya data siapa pengolah lahan bekas terbakar. Karena kemungkinan orang itu yang membakar, tidak mungkin api muncul begitu saja," bebernya.

Ia menambahkan, pengolah itu kemungkinan bagian dari pelaku pembakaran. Jika memang terbukti benar, maka mereka akan dihadapkan dengan proses hukum. Lebih lanjut dikatakannya, dengan adanya data pengolah lahan terbakar, masyarakat juga bisa diberitahu. Sehingga masyarakat sekitar lahan tersebut bisa mencegah siapa yang akan masuk hutan.

Sebelumnya dalam kesempatan itu, Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin menyampaikan bahwa Riau akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei. Terlebih lagi angin akan bertiup dari utara ke selatan.

"Ini dampaknya juga bisa Riau akan berasap meski tidak terbakar jika Sumatera Selatan dan Jambi kebakaran. Karena Riau berada di khatulistiwa angin akan berbelok pelan sehingga ibarat membelokkan kendaraan, maka berpotensi asap berkumpul lalu bisa mengarah ke negara tetangga," ucap Sugarin. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

wwwwww