Home > Berita > Riau

Semangat Pebulutangkis Remaja dari Meulaboh Ini Luar Biasa, Rela Tempuh Perjalanan Darat 30 Jam dan Harus Ganti Bus Dua kali demi Lolos Audisi di Pekanbaru

Semangat Pebulutangkis Remaja dari Meulaboh Ini Luar Biasa, Rela Tempuh Perjalanan Darat 30 Jam dan Harus Ganti Bus Dua kali demi Lolos Audisi di Pekanbaru

Ilustrasi/Tujuh atlet muda PB Teuku Umar datang ke GOR Angkasa, Pekanbaru untuk mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017. (foto: PB Djarum)

Sabtu, 25 Maret 2017 17:46 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sukses dua atlet PB Teuku Umar meraih beasiswa bulu tangkis Djarum Foundation Bakti Olahraga pada 2016 lalu telah menyulut semangat anak-anak muda di Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam. Tercatat tahun ini PB Teuku Umar memiliki kurang lebih 60 atlet yang berlatih setiap harinya. Tujuh di antaranya datang ke GOR Angkasa, Pekanbaru untuk mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017. Tiga atlet putri sudah memastikan diri untuk melaju ke tahap turnamen usai pengumuman screening pada Sabtu (25/3/2017) siang.

Mereka lolos bersama 28 atlet U-11 dan 26 atlet U-13 ke tahap turnamen. Di antaranya adalah Dwi Safira yang bersaing di U-13 lolos bersama sang adik, Della Ramadhani yang bersaing di U-11. Mereka datang diantar sang ibu, Salmawati. “Syukur Alhamdulillah bisa lolos, semoga mereka bisa terus maju ke tahap selanjutnya,” ujar Salmawati dalam rilis PB Djarum, dilansir potretnews.com dari jawapos.com.

Olahraga memang sudah ada dalam diri mereka. Salmawati sendiri merupakan mantan atlet pencak silat. “Mereka ngga mau kalau pencak, mungkin takut karena kan ada yang sampai berdarah kalau bertanding. Jadinya saya arahkan ke bulu tangkis, tampaknya yang bungsu juga mau saya arahkan ke bulu tangkis,” ujarnya.

Untuk bisa hadir di GOR Angkasa, Salmawati bersama rombongan berjumlah 13 orang lainnya dari PB Teuku Umar harus menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 30 jam. Berangkat dari Meulaboh pada Rabu (22/3/2017) pagi, mereka baru tiba di Pekanbaru, Riau, pada Jumat (24/3/2017) sore.

”Kami harus berganti bus dua kali. Jadi Meulaboh ke Medan, baru Medan ke Pekanbaru. Anak ada yang mabuk perjalanan tetapi sekarang sudah sehat,” ceritanya.

”Kalau bisa lolos terus sampai masuk PB Djarum, alhamdulillah, tetapi kalaupun gagal kami akan terus berlatih lagi dan mencoba lagi,” pungkasnya.

Atlet-atlet PB Teuku Umar sendiri berlatih setiap hari. Mereka memiliki dua sesi latihan, pagi dan sore, setiap Senin sampai Sabtu. Kesuksesan Ananda Kusuma Atmadja Pohan pada 2014 dan Mutia Dita Ainul Baroroh pada 2016, bergabung menjadi atlet PB Djarum, menginspirasi rekan-rekannya di kampung halaman. ***

Editor:
Farid Mansyur

Kategori : Riau, Pekanbaru, Umum, Sport
wwwwww