Ketika Bono Jadi Magnet Wisata di Riau

Ketika Bono Jadi Magnet Wisata di Riau

Ilustrasi/Gelombang Bono di Pelalawan.

Jum'at, 17 Maret 2017 13:37 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Provinsi Riau, meluncurkan Calender of event 2017. Tahun ini Riau mengangkat tema "Menyapa Dunia". Ada tiga acara besar, di antaranya adalah Festival Bekudo Bono, Bakar Tongkang, dan Pacu Jalur. Acara-acara besar pariwisata itu di persiapkan Riau demi menghadirkan lebih banyak wisatawan untuk datang, sekaligus mempromosikan Riau sebagai destinasi pariwisata unggulan yang berbasis budaya Melayu secara intens dan lebih fokus.

Pada tahun ini, pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan menjadikan Bono (fenomena alam berupa gelombang sungai di Kuala Kampar, Pelalawan yang dinilai para surfer dunia sebagai gelombang sungai terbaik di dunia) sebagai magnet untuk mendatangkan wisatawan dunia ke Riau, selain acara Bakar Tongkang dan Pacu Jaluar yang sudah dikenal ke mancaranegara.

“Kita fokus mengusung Bono agar benar-benar tampil atas kekuatannya yang dinilai sebagai gelombang sungai terbaik di dunia. Sejumlah peselancar mancanegara sudah membuktikannya. Kini bagaimana kita menghadirkan Bono atas keunikannya," kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman seperti diberitakan VIVA.co.id, Jumat 17 Maret 2017, yang dilansir potretnews.com.

Pihaknya akan total memperkenal Bono ke kancah dunia, Menurut Andi Rachman membangun pariwisata merupakan upaya kolektif yang membutuhkan sinergitas termasuk publik yang menjadi subjek di objek pariwisata.

"Kita berharap ketika Bono sudah kuat, maka ia akan menjadi pintu masuk dalam memperkenalkan objek lain, termasuk pariwisata berbasis budaya sampai kuliner,” kata Andi Rachman.
Menteri Arief Yahya menyambut baik ditetapkan top tiga top acara pariwisata dalam Calender of Event Riau 2017, dengan menjadikan Bono sebagai ikon dalam menarik kunjungan wisatawan.

“Bono sudah dikenal ke seluruh dunia. Aset pariwisata Bumi Lancang Kuning ini harus dikelola secara profesional, dengan mempromosikan melalui event (Festival Bekudo Bono) menggunakan pendekatan POP (pre-event, on-event dan post-event) agar mencapai sasaran yang optimal,” ujar Arief Yahya. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

wwwwww