Home > Berita > Umum

Berdiri Sejak 1898, Ini Sejarah Kelenteng Hock Siu Kong di Siak

Berdiri Sejak 1898, Ini Sejarah Kelenteng Hock Siu Kong di Siak

Kelenteng Hock Siu Kong di Siak, Riau.

Kamis, 02 Februari 2017 21:55 WIB
SIAK, POTRETNEWS.com - Alkisah pada zaman Sultan Syarif Kasim II memerintah Kesultanan Siak Sri Indrapura, ia mengundang masyarakat asal China untuk bermukim di Siak. Sultan mengundang masyarakat China dengan tujuan mengajarkan masyarakat Siak cara berdagang. Sebagai apresiasinya, sultan kemudian mengizinkan para pendatang China untuk mendirikan sebuah bangunan untuk beribadah sesuai kepercayaan mereka.

Itulah kisah yang diceritakan oleh Sukri, pemandu di Istana Siak Sri Indrapura di Siak, Riau. Sukri lantas mengatakan jika sampai saat ini bangunan beribadah masyarakat China tersebut masih berdiri di Siak. Bangunan tersebut adalah kelenteng Hock Siu Kong. Cerita Sukri mirip dengan cerita penjaga kelenteng.

"Ini kelenteng berdiri tahun 1898. Itu ada tulisan tahun di bawah patung singa," kata penjaga kelenteng, Kamis (19/1/2017), seperti ditulis kompas.com yang dilansir potretnews.com.

Ia mengatakan yang mendesain kelenteng adalah orang yang sama mendesain Istana Siak Sri Inderapura.

Hampir sama dengan cerita penjaga kelenteng, Sukri sebelumnya juga bercerita jika Sultan Syarif Kasim II memiliki orang China kepercayaan untuk mengatur desain istananya yang mulai dibangun tahun 1889 dan selesai dibangun sembilan tahun kemudian, yakni 1898.
Tahun selesai dibangun Istana Siak Sri Indrapura adalah tahun dimulai pembangunan kelenteng Hock Siu Kong.

Berusia 119 tahun, kelenteng Hock Siu Kong ini berada dalam kondisi sangat baik. "Ini semua bangunan asli, cuma ditambahkan sayap bagian kanan dan kirinya saja," kata penjaga kelenteng.

Dari meja altar, patung, sampai papan nama kelenteng memang tampak telah berumur. Namun, terawat dengan sangat baik. Ukiran pintu dan dinding yang terlihat rumit memperlihatkan jika kelenteng ini dibuat oleh orang yang memiliki keahlian tinggi.

Sebagaimana kelenteng lainnya, warna merah mendominasi dengan ukiran naga di atap, serta lukisan para dewa di dinding halaman kelenteng. Sampai saat ini kelenteng Hock Siu Kong masih menjadi tempat ibadah masyarakat keturunan China di Siak.

Tak jauh dari kelenteng Hock Siu Kong, sekitar 20 meter tedapat permukiman masyarakat keturunan China. Permukimannya merupakan ruko yang terbuat dari kayu dengan cat warna merah seragam. Dari penampakannya, bangunan ruko terlihat sama tua dengan kelenteng. Uniknya, semua papan nama ruko di permukiman ini menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Arab.

Ada lampion warna merah menggantung di sepanjang ruko yang terletak di Jalan Kedondong. Wangi kue yang sedang dipanggang menyeruak dari salah satu ruko.

Di ruko lain tampak ada tiga orang yang sedang memilin adonan kue nastar. Masyarakat keturunan China ini telah menyatu dengan Siak. Namun, masih ada tradisi yang dibawa dari negeri seberang, tradisi perayaan Tahun Baru Imlek. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Umum, Siak
wwwwww