Home > Berita > Siak

Virus Jembrana Serang Kabupaten Siak, 200 Ekor Sapi Bali Mati

Virus Jembrana Serang Kabupaten Siak, 200 Ekor Sapi Bali Mati

Ilustrasi. (foto: internet)

Sabtu, 21 Januari 2017 09:59 WIB
Sahril Ramadana
SIAK, POTRETNEWS.com  - Kepala Bidang Produksi dan Pengembangan Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, Provinsi Riau Muhammad Wahiduddin menyatakan,  saat ini lebih dari 200 ekor ternak sapi bali yang dikembangkan di wilayah setempat tewas mengenaskan akibat serangan virus jembrana atau parasit darah. Untuk itu, ia menyatakan daerah Kabupaten Siak positif dinyatakan sebagai daerah yang terkontaminasi virus Jembrana. Bahkan, pada bulan November tahun 2013 lalu, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia juga menyatakan, Kabupaten Siak adalah daerah terakhir yang terinfeksi virus jembrana.

"Dari peryataan itu, tujuh kabupaten di Riau sudah terlebih dahulu tertular," kata Muhammad Wahiduddin, Jumat (20/1/2017).

Dia juga menyebut, pada akhir November hingga Desember 2013 lalu, sebanyak 30 ekor sapi yang mati. Sedangkan pada tahun 2016, sekitar 100 ekor lebih sapi Bali yang dinyatakan positif terserang virus Jembarana.

"Itu baru yang terlapor, kami memprediksi ada sebanyak 50 sapi yang mati akibat Jembrana ini. Secara tidak langsung sangat berdampak pada produksi dan populasi sapi di Siak," ucapnya.

Masih kata Muhammad Wahiduddin, pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Siak sudah melakukan langkah pencegahan dengan memberikan vaksin ke ternak yang belum terkena virus untuk mengurangi gejala, terutama di daerah yang dianggap endemik.

"Ini bukan penyakit yang hanya terjadi di Siak saja, melainkan hampir di seluruh kabupaten yang ada di Riau. Bahkan provinsi lain juga ada yang terserang," ujarnya.

Gejala umum sapi bali terkena penyakit jembrana, diantaranya masa inkubasi 4 hingga 12 hari disertai tanda-tanda suhu tubuh meningkat hingga 42 derajat Celsius. Diare yang bercampur darah, terjadi pembengkakan pada kelenjar limfeprescapularis, prefemoralis,dan parotis. Terlihat adanya bercak darah pada kulit, lesu dan tidak mau makan, hingga kematian mendadak.

Sementara itu untuk mengurangi resiko terkena penyakit jembrana ini dengan cara mengkarantina sapi Bali sakit atau memisahkan ternak yang masih dalam kondisi sehat.

Pembakaran terhadap kotoran yang tercemar yang menjadi tempat hidup lalat (vektor). Selain itu pembersihan kandang dengan melakukan penyemprotan desinfeksi dan peralatan kandang seperti makan dan minum. ***

Kategori : Siak, Lingkungan
wwwwww