Sungai Andan Ukui Pelalawan Berwarna Pekat, Humas PT Gandaerah Hendana Sebut Bukan akibat Limbah Pabrik Kelapa Sawit, tapi Limbah Rumah Tangga…

Sungai Andan Ukui Pelalawan Berwarna Pekat, Humas PT Gandaerah Hendana Sebut Bukan akibat Limbah Pabrik Kelapa Sawit, tapi Limbah Rumah Tangga…

Limbah cair berwarna pekat mengalir di Sungai Andan, Ukui, Senin (2/1/2017). (foto: istimewa/goriau.com)

Selasa, 03 Januari 2017 20:50 WIB
PANGKALANKERINCI, POTRETNEWS.com - Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan, Riau, merespons keluhan masyarakat Ukui, soal limbah cair hasil pengolahan pabrik kelapa sawit (PKS) yang disinyalir dibuang ke Sungai Andan, serta Sungai Ukui yang diduga ditimbun tandan kosong kelapa sawit (TKKS) oleh PT Gandaerah Hendana.BERITA TERKAIT:

. Disinyalir Tidak Hanya Buang Limbah Cair PKS ke Sungai Andan, PT Gandahera Hendana Juga Diduga Timbun Sungai Ukui Pelalawan dengan Tandan Kosong

. Ups! PT Gandahera Hendana Kepergok Buang Limbah Cair PKS ke Sungai Andan Ukui Pelalawan

"Nanti akan kita panggil perusahaan bersangkutan," kata Ketua Komisi II DPRD Pelalawan, Habibi Hapri, Selasa (3/1/2017), seperti dikutip potretnews.com dari GoRiau.com.

Terkait persoalan tersebut, pihak perusahaan akan dimintai penjelasan pada pertemuan yang akan diagendakan oleh DPRD Pelalawan. "Akan kita jadwalkan segera," imbuh Habibi Hapri.

Terkait persoalan tersebut, Humas PT Gandaerah Hendana berdalih bahwa air Sungai Andan yang berwarna pekat dan berbau tidak sedap bukan karena limbah dari PKS. "Itu bukan limbah PKS, tapi limbah rumah tangga," ucap Hendri Yupendius Victor.

BACA JUGA:

. Warga Ukui Pelalawan Demo PT Gandahera Hendana, Tuntut Kembalikan Sungai yang Dialih Fungsi Jadi Parit, Ukur Ulang HGU dan CSR

Dia menyebut, pihak perusahaan juga telah melakukan uji rasa air sungai dan hasilnya tidak ditemukan adanya indikasi limbah. Air sungai tidak bermasalah.

"Kalau limbah pabrik warnanya seperti kopi susu dan jika itu limbah pembusukan tankos (tandan kosong buah sawit) pada saat dilakukan tes, akan menimbulkan rasa gatal di lidah," demikian penjelasan Hendri. ***

Editor:
Hanafi Adrian

wwwwww