Melihat Lebih Dekat Lapangan Migas Terbesar se-ASEAN di Minas Siak

Melihat Lebih Dekat Lapangan Migas Terbesar se-ASEAN di Minas Siak

Inilah sumur minyak pertama di Minas Kabupaten Siak. (foto: internet)

Minggu, 18 Desember 2016 11:47 WIB
SIAK, POTRETNEWS.com - Jika melintas di sepanjang jalan dari Rumbai hingga ke Minas, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, nampak pipa-pipa panjang hitam yang menyembul dari dalam permukaan tanah. Pipa-pipa tersebut berada di lapangan terbuka yang terletak di tengah-tengah kebun sawit maupun hutan. Beberapa di antaranya bahkan terletak persis di pinggir jalan dengan dikelilingi pagar kawat besi. Ratusan sumur yang tersebar secara acak tersebut merupakan sumur pompa di Lapangan Migas Minas. Lapangan tersebut merupakan bagian dari South Operation PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Riau.

"Minas produksi kumulatif dari awal produksi sampai saat ini 4,5 miliar barel. Jadi ini memang terbesar di Asia Tenggara. Sekarang hariannya, 40.000 barel per hari. Pernah mencapai puncaknya 1 juta barel per hari tahun 1980-an, dan mencapai puncaknya lagi di 2007 dengan produksi 4,5 juta barel per hari," ujar Direktur Utama PT CPI Albert Simanjuntak, seperti dikutip potretnews.com dari detik.com.

Setelah melewati proses penyaringan dari air dan minyak mentah, minyak mentah tersebut kemudian dialirkan lagi ke Dumai dengan pipa sepanjang kurang lebih 200 kilometer.

Minyak yang berada di Lapangan Minas merupakan light crude oil atau minyak ringan, sehingga proses pengangkatan minyak ke permukaan menggunakan teknologi pompa elektris. Berbeda dengan minyak mentah di daerah lain yang berupa heavy crude oil, sehinga perlu menggunakan teknologi mesin pompa angguk.

Sukamto, Manajer Operasi South CPI, menjelaskan kapasitas produksi harian di Lapangan Minas sendiri saat ini mencapai 45.000 barel per hari. Saat produksi puncak di tahun 1970-an, produksi harian sumur-sumur di Minas ini bahkan menembus 1 juta barel per hari. Namun seiring kandungannya yang terus menurun, produksi minyak terus menyusut dari tahun ke tahun.

Menurut Sukamto, minyak yang berada di Minas ini dipompa menggunakan teknik injeksi air, yakni memompa air dari permukaan ke dalam perut bumi, sehingga minyak mentah di batuan bisa terangkat dengan mudah.

"Di Minas sendiri ada 900 sumur minyak, beberapa memang sudah tak aktif, sementara untuk sumur injeksi ada 300 sumur. Kita setiap hari suntikkan 6,5 juta barel air per hari sehingga minyak bisa terdorong naik," terang Sukamto di Fasilitas GS CPI, Minas, Kabupaten Siak, Sabtu (17/12/2016).

Diungkapkan Sukamto, Lapangan Minas sendiri juga menghasilkan gas alam. Produksi gas tersebut terbilang kecil, sehingga hanya dipakai untuk kebutuhan pembangkit listrik milik CPI sendiri. Dengan kandungan minyak mencapai 6 miliar barel, Lapangan Minas jadi sumber blok minyak terbesar di Asia Tenggara.

"Gas memang kecil, hanya setara minyak 1.500 barel per hari. Itu kita pakai untuk pembangkit kita sendiri. Tahun ini belum ada tambahan sumur baru, kita review menambah sumur baru di 2017 untuk peningkatan produksi," ujar Sukamto.

Lapangan Minas pertama kali ditemukan pada 1939 oleh Geolog Amerika Serikat, Walter Nygren. Dengan pengeboran pertama pada tahun 1940 dengan produksi awalnya 2.000 barel per hari oleh perusahaan Amerika Serikat, Caltex yang kemudian berubah menjadi Chevron. Saat ditemukan, kandungan minyaknya mencapai 6 miliar barel. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Peristiwa, Umum, Riau, Siak
wwwwww