Tak Ditempati Sejak Dibangun di Era Kabupaten Bengkalis, 4 Bangunan di SMPN 1 Sungaitohor Kepulauan Meranti Tak Ubahnya seperti ”Sarang Hantu”

Tak Ditempati Sejak Dibangun di Era Kabupaten Bengkalis, 4 Bangunan di SMPN 1 Sungaitohor Kepulauan Meranti Tak Ubahnya seperti ”Sarang Hantu”

Bangunan kanan, merupakan bangunan yang dibuat zaman Kabupaten Bengkalis di Komplek SMPN 1 Sungaitohor, Tebingtinggi Timur, namun tak ditempati hingga sekarang.

Sabtu, 26 November 2016 11:33 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Sudah sejak lama, empat bangunan di kompleks sekolah menengah Pertama Negeri 1 Sungaitohor Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau, tak kunjung ditempati. Alhasil, bangunan yang dibuat saat zaman Kabupaten Bengkalis itu tak terurus dan terlihat sangat mengerikan. Kondisi itu nampak jelas ketika Wakil Bupati Kepulauan Meranti Drs H Said Hasyim didampingi beberapa pejabat melakukan monitoring dan evaluating di Sungaitohor, Kamis (24/11/2016). Waktu itu, tiba di Sungaitohor, usah bertemu pihak kecamatan, H Said Hasyim langsung menuju pembangunan laboratorium komputer di SMPN 1 Sungaitohor.

Sesampainya di sekolah ini, H Said Hasyim didampingi Kabag Humas Helfandi, Sekretaris PMD Edy M Noer, Kabag Adpem Eldy Syahputra, Kadiskes Irwan Suwandi, langsung menuju bangunan yang tidak terurus itu.

"Ini mengapa tidak ditempati?," tanya H Said Hasyim kepada Kepala UPTD Pendidikan Tebingtinggi Timur Muhammad Satar. "Kemarin sudah diajukan untuk direhab," jawab M Satar, seperti dikutip potretnews.com dari GoRiau.com.

"Yang saya tanya kenapa sampai tidak ditempati. Kalau tidak ada yang menempati, jangan direhab dulu," kata Said Hasyim lagi. Saat itu, dijawab M Satar, rupanya di SMPN 1 Sungaitohor tersebut cuma ada 2 guru pegawai negeri. Itupun keduanya sudah ada keluarga dan rumah sendiri di Sungaitohor, sehingga bangunan yang dibuat pada zaman Bengkalis itu tidak ditempati sama sekali.

Atas kekurangan guru di sini, H Said Hasyim meminta pihak UPTD Pendidikan Tebingtinggi Timur mengajukan permohonan penambahan guru. "Nanti ajukan, berapa kekurangan guru di sini," pesan H Said Hasyim.

M Satar mengakui bahwa di sana memang mengalami kekurangan guru. Setidaknya, kata M Satar juga, di SMPN 1 Sungaitohor harus ada tambahan 6 orang guru pegawai negeri.

Pantauan di lapangan, keempat bangunan itu dibangun berderetan dan berdekatan. Posisinya tak jauh dari lokal-lokal yang digunakan siswa untuk belajar. Bangunan itu sebelumnya direncanakan untuk ditempati guru-guru yang mengajar di sana. Oleh karena telah lama ditinggalkan, kondisi bangunan tak terawat itu memprihatinkan. Kerusakan terlihat dimana-mana. Baik atap, dinding, plafon, maupun jendela dan pintu. Di lantai dan teras depan rumah juga sudah ditumbuhi rumput liar. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

wwwwww