Nunggui Duyan di Malam Hari, Tradisi Menjaga Pohon Durian yang Masih Bertahan di Desa Aursati Kampar

<i>Nunggui Duyan</i> di Malam Hari, Tradisi Menjaga Pohon Durian yang Masih Bertahan di Desa Aursati Kampar

Ilustrasi.

Sabtu, 12 November 2016 21:43 WIB
KAMPAR, POTRETNEWS.com - Durian merupakan salah satu buah yang khas di Indonesia. Ada banyak daerah yang penghasil durian. Termasuk di Kabupaten Kampar, Riau. Bila bicara soal durian, maka banyak hal yang layak dibicarakan. Seperti cara memetiknya. BERITA TERKAIT:

. Melihat Aktivitas ”Pemajak” Durian di Kampar Kala Musim Panen Tiba

Sebagaimana yang dilakoni Sapri (46) atau Acu Isap, warga Desa Aursati Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Di kala musim durian tiba, dia memilih untuk bergadang dan menunggu durian jatuh dari pohonnya. Aktivitas itu disebutnya dengan nunggui duyan.

Untuk musim kali ini, Isap sudah tiga minggu lamanya berdagang menunggu jatuh dari pohon. "Inilah kerja saya tiga minggu ini, menunggui duyan," ujar, Sabtu (12/11/2016), sebagaimana dikutip potretnews.com dari jpnn.com.

BACA JUGA:

. Kisah Sukses ”Ucok Durian” yang Melegenda di Medan hingga Berburu Durian Berkualitas Nomor Satu sampai ke Riau

. Lewat Sosialisasi UU Desa, Unilak Perkaya Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Kebun Durian Kampar, ”Di Daerah Ini, Durian Hanya Tinggal Nama”

Pondok duriannya di Desa Aursati Kecamatan Tambang. Malam itu Isap mampu mengumpulkan beberapa buah durian seukuran bola voli. Aromanya sangat syahdu dan menggoda.

Bagi Isap durian jatuh ini sengaja dikumpulkan untuk dijual lagi di pasaran dengan harga beragam. Berkisar Rp 30 ribu per buah hingga Rp 50 ribu.

SIMAK:

. Kelezatan Es Durian Ini Begitu Melegenda di Pekanbaru

. Mencoba Kelezatan Lempuk Durian, yang Kini Menjadi Ikon Pulau Bengkalis

. Desa Wisata di Kepulauan Meranti, Punya Pohon Durian 100 Tahun

Menurut Isap, nunggui duyan merupakan pekerjaan sampingan di kala musim durian tiba. Dia bersama penunggu durian lainnnya memang sengaja harus tidur di pondok.

Aktivitas menunggu durian di pondok kala malam hari itu selain menjaga buah berduri itu dari tangan-tangan manusia yang tak bertanggung jawab, juga dari hewan pemangsa lainnya, seperti monyet dan tupai.

Di pondok tempat Isap bergadang dia menyiapkan tiga ketapel yang siap melontarkan batu bila hewan hewan ini mendekat. Apalagi musim durian kali ini tidak serentak di semua desa di Kampar dan membuat hewan-hewan ini makin ganas. ***

Editor:
Hanafi Adrian

Kategori : Kampar, Umum
wwwwww