Home > Berita > Riau

Pekanbaru Sudah Kebanyakan Hotel, Investor Didorong Membangun di Kabupaten dan Kota

Pekanbaru Sudah Kebanyakan Hotel, Investor Didorong Membangun di Kabupaten dan Kota

Ilustrasi.

Rabu, 19 Oktober 2016 21:26 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Bisnis jasa perhotelan telah menumpuk di ibu kota Provinsi Riau yakni Kota Pekanbaru. Akibatnya, para pelaku kesulitan meningkatkan hunian kamar sehari-hari. "Hotel di Pekanbaru sudah terlalu banyak. Untuk mencapai tingkat kunjungan 60 persen saja, kami sulit," ucap Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Riau, Ondi Sukmara di Pekanbaru, Rabu (19/10/2016).

Ondi mengatakan, dalam tiga tahun terakhir telah berulang kali mengingatkan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk tidak royal dalam memberikan izin mendirikan bagunan terutama untuk hotel. Tapi faktanya hotel baru terus bermunculan dan berakibat pada perang tarif bisnis perhotelan, sehingga pendapatan suatu hotel terus menurun di tengah tajamnya persaingan menggaet tamu.

BACA JUGA:

Favehotel Resmi Hadir di Pekanbaru

Dari Ratusan Restoran Hotel Berbintang di Riau, Baru 3 Ini yang Kantongi Sertifikat Halal

Tingkat Hunian Rendah, 4 Hotel di Pekanbaru Terpaksa Tutup Usaha

Jasa perhotelan di kota tersebut sangat bergantung dengan program pemerintah daerah dan pelaku bisnis, karena Pekanbaru bukan kota tujuan wisata yang ramai dikunjungi para pelancong. "Kami pelaku usaha bilang, Pekanbaru ini sudah over supply kamar hotel. Tapi pemerintah bilang tidak. Ini jadi dilema karea pemkot cari PAD (Pendapatan Asli Daerah), tapi kami cari okupansi," katanya seperti dilansir tempo.co yang bersumber dari antara.

"PAD besar, bukan berarti hotel harus banyak. Ini kelihatan pemerintah berpikir hotel banyak dan seolah-olah PAD meningkat. Nyata tidak, pendapatan hotel turun, PAD juga tidak akan bertambah besar," kata Ondi.

PHRI Riau menyarankan, bagi kalangan investor yang masih mempunyai minat tinggi menjalankan bisnis hotel di provinsi ini, maka diharapkan dapat membangun di kabupaten/kota.

Saat ini, ia mengatakan, persentase okupansi hotel bintang tiga ke atas paling tinggi 60 persen. Bagi bintang dua ke bawah, tingkat okupansi justeru lebih rendah lagi sekitar 30 persen.

"Akibat tumpukan hotel, maka makin rendah okupansi karena jarang dikujungi tamu. Imbas terhadap setoran pajak ke dispenda setempat makin sedikit," terang Ondi.

Kepala Seksi Pajak Hotel Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru, Iwandri mengatakan, pihaknya mempunyai waktu sekitar 2,5 bulan lagi di tahun ini untuk mengejar target target pengutipan pajak.

Tahun ini, bebernya, lebih dari 30-an hotel berbintang yang sudah mulai operasi dengan perkiraan, pihaknya bakal mendapatkan potensi pajak perhotelan milyaran rupiah.

"Surat teguran telah kami layangkan ke hotel-hotel terutama telat setorkan pajak. Tetapi tahun depan, kami turun sendiri agar diperoleh data valid dengan target Rp5 miliar per bulan setiap pekan," katanya. ***

Editor:
Farid Mansyur

Kategori : Riau, Umum
wwwwww