Home > Berita > Riau

Koordinator Kontras Datangi Polda Riau Tanya Insiden Berdarah Selatpanjang dan SP3 15 Perusahaan Terduga Pembakar Hutan

Koordinator Kontras Datangi Polda Riau Tanya Insiden Berdarah Selatpanjang dan SP3 15 Perusahaan Terduga Pembakar Hutan

Koordinator Kontras, Haris Azhar usai menghadiri pertemuan tertutup di Polda Riau, Jumat (30/9/2016).

Jum'at, 30 September 2016 16:11 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengunjungi ke Polda Riau. Kunjungan Haris ke Polda Riau bertujuan untuk mengetahui secara pasti terkait insiden kerusuhan berdarah di Selatpanjang, Kepulauan Meranti yang terjadi beberapa waktu lalu. Namun, usai melangsungkan pertemuan tertutup dengan jajaran Polda Riau, Haris mengaku tidak puas dengan kinerja Polda Riau dalam menangani perkara yang menewaskan tiga orang itu.

"Saya menyampaikan keberatan rekonstruksi di Polda Riau. Alasan mereka khawatir tentang keamanan, tidak ada intelejen, khawatir dan was-was. Dari saya ini modus untuk
mengelabui fakta. Menurut saya itu terlalau subjektif sepihak dan tidak transparan," ucapnya di halaman Polda Riau, Jumat (30/9/2016).

Kemudian, Haris juga menyatakan keberatannya terhadap jumlah uang sebesar Rp25 juta yang diberikan kepada keluarga korban yang tewas. Dia mempertanyakan sumber uang
tersebut kepada Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Riau AKBP Surawang.

"Saya juga tanyakan pemberian Rp 25 juta itu ke keluarga yang ada di Meranti. Uang itu datangnya dari mana? Jawaban dari Diskrimumnya itu uang pribadi Kapolda. Saya
rasa itu akan perbuatan yang tidak transparan bisa menambah trauma lagi bagi keluarga yang ditinggalkan, ini penting untuk diperbaiki," katanya.

Selain itu, Haris sempat mempertanyakan perkara terkait Surat Penghentian Penyelidikan Perkara (SP3) terhadap 15 Perusahaan yang diduga pembakar hutan dan lahan di Provinsi Riau dan kasus pemukulan terhadap jurnalis di Pekanbaru.

"Tadinya yang saya mau tanyakan ada tiga. Yaitu pertikaian di Meranti, SP3 dan pemukulan jurnalis, namun hanya dua yang ditanggapi, yaitu pemukulan terhadap wartawan
itu," ujarnya. ***

Editor:
Mukhlis

Sumber:
Riauonline.co.id

wwwwww