Home > Berita > Riau

Didemo soal Ucapan ”Lemparkan Amplop ke Wartawan”, Permintaan Maaf Anshari Kadir Ditolak, Plt Gubri: Kita Serahkan ke BKPPD untuk Diproses

Didemo soal Ucapan ”Lemparkan Amplop ke Wartawan”, Permintaan Maaf Anshari Kadir Ditolak, Plt Gubri: Kita Serahkan ke BKPPD untuk Diproses

Anshari Kadir memegang toa atau pengeras suara saat menyampaikan permintaan maaf di hadapan wartawan yang mendemonya di Kantor Gubernur Riau. (foto: goriau.com)

Selasa, 08 Desember 2015 12:26 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Terkait pernyataan merendahkan profesi wartawan yang diucapkan bawahannya, Anshari Kadir saat bertugas di Bagansiapiapi, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman akan menyerahkan kasus ini kepada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Riau serta Inspektorat Riau. "Beliau kan ASN (aparatur sipil negara), jadi kita proses sesuai aturan ASN," kata Andi Rachman (sapaan akrabnya) saat menerima massa puluhan wartawan di Kantor Gubernur Riau, Selasa (8/12/2015).

Disebutkannya, terkait pelecehan yang dilakukannya, Andi Rachman, sapaan akrab Plt Gubernur Riau (Gubri) meminta agar massa untuk menerima permintaan maafnya. "Kita sebagai manusia harus bisa memaafkan, beliau juga pernah satu profesi dengan rekan-rekan," ujar Andi.

Mendengar pernyataan tersebut, sontak massa berteriak tidak akan bisa menerima begitu saja permintaan maaf Anshari Kadir. "Beliau telah melecehkan profesi kami (wartawan, red), tetap akan kami proses ke jalur hukum," teriak massa seperti dikutip potretnews.com dari halloriau.com.

Andi Rachman juga meminta Anshari Kadir untuk menyampaikan maaf kepada puluhan wartawan. "Saya atas nama pribadi meminta maaf atas kekhilafan saya kemarin," ujarnya yang disambut olokan oleh semua wartawan.

Sebelumnya, saat massa datang, Anshari Kadir langsung menyambut. Namun karena massa ngotot, Anshari Kadir tidak diberikan kesempatan bicara sebelum didampingi langsung oleh pimpinannya, Pelaksana Tugas Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Administrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau, Anshari Kadir melakukan pelecehan terhadap profesi wartawan di hadapan puluhan pejabat dan camat di Rohil.

Pembina Unit Kerja Siswa (UKS) Provinsi Riau itu menyampaikan tutur kata yang tidak baik saat menyampaikan materi acara Akselerasi UKS, Senin (7/12/2015) di lantai IV Kantor Bupati Rohil, Jalan Merdeka, Bagansiapiapi.

Saat memperkenalkan dirinya sebagai narasumber di hadapan puluhan pejabat dan camat di Rohil, Anshari Kadir mengaku kalau dirinya pernah menjadi wartawan di sebuah stasiun radio di Pekanbaru.

"Wartawan pandainya hanya cuma menyorot dan mencari kesalahan orang saja, namun tidak pandai menyorot diri sendiri," ucapnya di hadapan puluhan pejabat dan camat di Rohil.

Anshari Kadir mengaku kalau dirinya sering kali disalahkan orang meskipun sudah bekerja dengan baik. "Mungkin dulu karena sering mencari kesalahan orang, jadi sekarang saya yang disalah-salahkan," katanya menyindir profesi wartawan. Tak hanya sampai di situ Anshari kadir juga menyampaikan kata-kata penghinaan yang membuat puluhan wartawan di Rohil menjadi geram.

"Ibu-ibu dan bapak-bapak tahu tidak, dulu itu setiap ada acara lomba lari selalu wartawan yang menjadi juaranya. Asal ibu dan bapak tau, karena saat lomba akan dimulai, lempar saja amplop maka wartawan akan berlari dengan cepat," katanya sembari tertawa dan diikuti tepuk tangan oleh peserta UKS yang hadir.

Anshari Kadir juga mengatakan dirinya pada saat menjadi wartawan tidak mau diberikan amplop oleh narasumber. "Saya dulu tak mau dikasi amplop, bukan karena isinya Rp50 ribu ya, tapi memang saya tidak mau, palingan cuma sekali-kali di saat saya mau berangkat ke Jakarta," katanya.

Melihat perkataan yang dilontarkan Anshari Kadir, semua peserta UKS pun melihat ke belakang dimana tempat wartawan melakukan peliputan, dirinya juga mengaku masih memiliki kartu identitas kewartawanan berupa kartu pers. "Wartawan di Bagan jangan ditulis ya, masa jeruk makan jeruk," ucapnya sembari menyindir.

Tak terima dengan ucapan pejabat Pemprov Riau itu, puluhan wartawan pun menghampirinya untuk mengkonfirmasi perkataan yang diucapkannya tersebut. Melihat puluhan wartawan yang menghampirinya Anshari kadir terlihat pucat dan dan menggigil serta menyembah minta maaf sembari memeluk-meluk wartawan Harian Metro Riau dan wartawan Pos Metro Rohil.

"Maaf ya nak, saya minta maaf karena tadi saya keseleo, sumpah saya tidak bermaksud menghina maupun meremehkan profesi wartawan," ujarnya sembari tersedu-sedu sembari ingin menangis.

"Saya akui saya khilaf dan demi Allah maafkanlah saya, jangan diekspose di media lagi ya, tolonglah nak. Saya memiliki istri dan anak, sekali lagi maaf ya, tolong lah, Tuhan aja maha pemaaf, masa kalian tidak mau memaafkan saya," ujarnya mengemis-ngemis sembari mengikuti wartawan turun ke lantai dasar kantor Kupati Rohil.

Anshari Kadir mengatakan dirinya akan melakukan apa saja asalkan berita tidak dinaikan. "Tolonglah maafkan ya, saya rela lakukan apa saja asalkan beritanya tidak dinaikan. Tadi tu saya khilaf, saya rela kalian bawa kemana saja, kita ini kan keluarga ibarat ayah dan anak. Saya khilaf dan demi Allah saya minta maaf dari hati yang tulus, bisa kan maafkan saya?," tanyanya kepada wartawan sambil merangkul dan memeluk wartawan.

Di saat wartawan ingin keluar dari kantor bupati dirinya memegang wartawan dan kembali merengek rengek meminta maaf agar berita itu tidak dinaikkan.

"Yok kita makan siang, di mana yang enaknya makan siang di Bagan," ucapnya merayu sembari mengatakan dirinya juga mengenal tokoh wartawan di Riau. ***

(Akham Sophian)
wwwwww