Pendompeng Tambang Emas Liar di Sungai Kuantan Berlari Terbirit-birit saat Dirazia Tim Gabungan

Pendompeng Tambang Emas Liar di Sungai Kuantan Berlari Terbirit-birit saat Dirazia Tim Gabungan

Tim Gabungan Polri, TNI dan pemerintah melakukan penertiban PETI di Kuantan Tengah, Rabu (4/11/2015).

Kamis, 05 November 2015 02:35 WIB
TELUKKUANTAN, POTRETNEWS.com - Sedikitnya 73 personel gabungan polisi, TNI, Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, melakukan penertiban terhadap penambangan emas tanpa izin (PETI, dompeng) di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuantan, Rabu (4/11/2015). Operasi kali ini difokuskan di Kecamatan Kuantan Tengah. Agar operasi lebih maksimal, tim gabungan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I dipimpin oleh Kabag Ops Polres Kuansing, Kompol A Cholik Husin beranggotakan 37 personel. Rombongan ini menyisiri DAS di Desa Pulau Banjar Kari. Di sini, aparat menemukan tiga rakit PETI tanpa mesin. Kuat dugaan, operasi ini bocor sehingga para pendompeng (para pekerja tambang emas, red) sudah mengamankan peralatannya.

Sementara itu, kelompok II dipimpin oleh Kasat Binmas Polres Kuansing, AKP Awaluddin Syam dengan melibatkan 36 personel. Mereka menyisiri DAS di Desa Sawah Kuantan Tengah.

Di Sawah, aparat menemukan tujuh unit rakit yang tidak beroperasi. Kemungkin pemiliknya langsung kabur melihat aparat datang. Aparat langsung melakukan pengrusakan terhadap alat-alat tersebut.

Menurut Kapolres Kuansing AKBP Edy Sumardi P, SIk, operasi PETI merupakan upaya Polri, TNI dan pemerintah daerah dalam menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan yang semakin parah.

"Lingkungan sungai sudah rusak, ini harus segara kita selamatkan. Menyelamatkan lingkungan juga bagian dari menyelamatkan anak cucu kita," ujar Edy.

Ia berkomitmen akan rutin melakukan penertiban PETI di Kuansing, sebab keberadaan PETI mengancam peradaban manusia.

"Kita tahu, dampak yang ditimbulkan oleh limbah PETI, apalagi air raksa, itu sangat berbahaya bagi kesehatan," ujar Edy.

Untuk itu, ia berharap seluruh masyarakat Kuansing memiliki kesadaran dalam menjaga lingkungan, terutama Sungai Kuantan yang menjadi tumpuan dikala kemarau.***

(Farid Mansyur)
Sumber:GoRiau.com
wwwwww