Datang Jauh-jauh dari Singapura, ”Dokter Api” Ini Hakkul Yakin Bisa Padamkan Kebakaran Lahan di Riau dengan Cairan Andalannya

Datang Jauh-jauh dari Singapura, ”Dokter Api” Ini Hakkul Yakin Bisa Padamkan Kebakaran Lahan di Riau dengan Cairan Andalannya

Juda Jai (kiri) dan cairan andalannya (kanan)

Kamis, 22 Oktober 2015 18:28 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Belum teratasinya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera, khususnya Riau, membuat CEO Fire Terminator yang bermarkas di Singapura turun tangan.

Pimpinan puncak perusahaan itu mengklaim bisa membinasakan kobaran api secara efisien, yang jadi penyebab kabut asap.

Dengan produk buatannya, CEO Fire Terminator bernama Juda Jai ini optimis mampu menuntaskan permasalahan kebakaran lahan dan hutan yang terjadi berpuluh tahun di Riau.

"Sifat cairan ini menyerap partikel gas dan mengikat partikel tersebut, sehingga tidak lagi terjadi api," papar Juda, di posko Penanggulangan Karlahut, Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru Riau.

Bahkan si ”dokter api” ini juga mengatakan kalau cairan pemusnah api miliknya sangat ramah lingkungan, sehingga tidak berdampak bagi tumbuhan di kemudian hari. "Sudah kita teliti berpuluh tahun, dan kita yakin tidak ada dampak negatif terhadap lingkungan," kata dia dengan mantap, Kamis (22/10/2015).

Produk Juda tersebut, berbentuk cairan berwarna biru, yang nantinya akan dicampur bersama air. Dengan penggabungan dua unsur ini, fungsi air sebagai pemadaman api bisa lebih tepat.

"Ini juga sudah digunakan oleh regu pemadam kebakaran, jadi sedikit saja, bisa memadamkan api besar. Mau air sungai atau apa saja bisa dipakai," urainya.

Bantuan ini disebut Juda dilakukan secara sukarela dan tidak dipungut biaya. Ia juga membantah kalau ini sebagai upaya promosi produknya, ”mumpung” Riau dilanda bencana kebakaran lahan dan hutan (Karlahut). Hal serupa juga ditegaskan oleh Komandan Satgas Penanggulangan Karlahut Riau Brigjen TNI Nurendi.

"Ini bukan promosi, beliau niat membantu kita. Kalau sukses kita akan kembangkan lagi, bisa jadi membuat pabriknya. Yang jelas semua cara kita lakukan agar Karlahut ini bisa diantisipasi dan tidak terjadi lagi dikemudian hari. Secepatnya kita akan lakukan uji coba," sebut Brigjen Nurendi.

"Saya juga sempat membahas bagaimana penerapannya terhadap lahan gambut, beliau jawab bisa, asal penyiramannya tepat pada titik asap berada. Kalau diteliti lagi, sumber titik api itu berada dilahan gambut yang berasap. Rencananya kita akan lakukan via udara secepatnya," ujarnya. ***

(Farid Mansyur)
Kategori : Lingkungan, Peristiwa
Sumber:GoRiau.com
wwwwww