Pemilik Keramba Khawatir Pembangunan Dermaga Pecahbuyung di Rangsang Barat Ganggu Aktivitas Budidaya Ikan
 |
Dermaga yang dibangun di Desa Pecahbuyung Rangsang Barat. |
Minggu, 18 Oktober 2015 03:00 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Pembangunan dermaga di Pecahbuyung Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, berdekatan dengan keramba milik masyarakat setempat. Kekhawatiran akan terganggunya aktivitas budidaya ikan itu pun telah disampaikan ke pihak kontraktor.
Sebagaimana disampaikan Ketua Kelompok Bawal Emas Desa Pecahbuyung, Atah Buntat, Sabtu (17/10/2015) siang. Menurut dia, mereka telah menyampaikan ke pihak kontraktor pembangunan dermaga Pecahbuyung agar membantu pemindahan keramba andai memang nantinya mengganggu pengerjaan proyek itu. Hanya saja, sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak kontraktor."Kemarin sudah kita sampaikan. Sekarang kami siap dipindahkan andai memang nantinya ada aktivitas di lokasi keramba. Tapi, tolong bantu kami untuk memindahkannya," kata Atah Buntat.Dari pantauannya, memang pengerjaan proyek tahap II itu tidak mengganggu kerambah, namun dikhawatirkan ada pembangunan tahap III atau adanya aktivitas takbot ponton yang membongkar tanah (penimbunan, red). Kata Atah Buntat, ada 10 orang yang bergantung hidup dari keramba itu."Kalau memang tidak terganggu, ya tidak masalah. Tapi kalau memang terganggu tolong pemindahan itu diinformasikan dari jauh-hauh hari, sebab untuk memindahkan keramba itu membutuhkan waktu yang lama," ujarnya lagi.Sementara itu, sampai berita ini diterbitkan, pihak kontraktor belum berhasil dikonfirmasi. ***
Sebagaimana disampaikan Ketua Kelompok Bawal Emas Desa Pecahbuyung, Atah Buntat, Sabtu (17/10/2015) siang. Menurut dia, mereka telah menyampaikan ke pihak kontraktor pembangunan dermaga Pecahbuyung agar membantu pemindahan keramba andai memang nantinya mengganggu pengerjaan proyek itu. Hanya saja, sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak kontraktor."Kemarin sudah kita sampaikan. Sekarang kami siap dipindahkan andai memang nantinya ada aktivitas di lokasi keramba. Tapi, tolong bantu kami untuk memindahkannya," kata Atah Buntat.Dari pantauannya, memang pengerjaan proyek tahap II itu tidak mengganggu kerambah, namun dikhawatirkan ada pembangunan tahap III atau adanya aktivitas takbot ponton yang membongkar tanah (penimbunan, red). Kata Atah Buntat, ada 10 orang yang bergantung hidup dari keramba itu."Kalau memang tidak terganggu, ya tidak masalah. Tapi kalau memang terganggu tolong pemindahan itu diinformasikan dari jauh-hauh hari, sebab untuk memindahkan keramba itu membutuhkan waktu yang lama," ujarnya lagi.Sementara itu, sampai berita ini diterbitkan, pihak kontraktor belum berhasil dikonfirmasi. ***
