Home > Berita > Rohil

Sudahlah Langka dan Mahal, Gas 3 Kg Juga ”Disunat”, Kaum Ibu di Baganbatu: Apa Kerja Pemerintah dan Pertamina?

Sudahlah Langka dan Mahal, Gas 3 Kg Juga ”Disunat”, Kaum Ibu di Baganbatu: Apa Kerja Pemerintah dan Pertamina?

Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram saat operasi pasar, belum lama ini.

Senin, 12 Oktober 2015 23:03 WIB
Jaka Abdillah
BAGANSINEMBAH, POTRETNEWS.com - Sejumlah warga terutama kaum ibu rumah tangga mengeluhkan isi yang tertera pada tabung gas elpiji ukuran 3 kg atau yang lebih akrab disebut tabung gas ”melon” diduga kuat tidak sesuai dengan jumlah gas yang ada di dalamnya alias isinya jauh lebih sedikit dari yang isi sebenarnya.

"Masak ukuran 3 kilogram kok enteng kali, udah gitu waktu dipasangkan ke pressure gauge ( sebuah alat yang dapat digunakan sebagai penanda besarnya tekanan fulida yang terdapat dalam sebuah alat proses atau perpipaan, red). cuma setengah, padahal biasanya penuh ampernya itu. Bagaimana ini? Kok kayaknya dikurang-kurangi gitu, apa gak ada yang mengawasi ya. Apa kerja pemerintah dan Pertamina?" ujar seorang ibu rumah tangga di Baganbatu bernama Intan, kepada wartawan, Senin (12/10/2015) dengan nada kesal.

Kalau persoalan harga, kata Intan, tidak terlalu menjadi persoalan karena menurutnya gas ini kan merupakan kebutuhan vital yang memang harus dipenuhi.

”Walaupun mahal mau gak mau ya harus beli juga. Kalau gak ada gas bagaimana mau masak ? Terus kalau beralih lagi ke minyak tanah jelas gak mungkin karena harganya jauh lebih mahal juga keberadaannya sangat langka. Jadi gak ada pilihan, mau tidak mau, suka tidak suka tetap harus pake gas," katanya.

Kendati demikian dia meminta kepada pemerintah dan Pertamina terkait untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap proses pendistribusian tabung gas 3 kg yang disubsidi oleh pemerintah ini hingga ke tangan masyarakat.

Dia berharap pemerintah harus bijak jangan sampai ada praktik mafia dalam hal gas subsidi ini. Kalau terus-menerus seperti ini yang paling dirugikan pasti masyarakat kecil. Karena harus mengeluarkan uang ekstra untuk kebutuhan rumah tangga.

”Biasanya dengan kegiatan memasak normal, gas itu bisa bertahan 2 minggu. Ini sekarang 1 minggu sudah habis, apa tidak pusing kami ini? Padahal kan gas 3 kg itu kan diperuntukkan hanya untuk masyarakat miskin, tapi kalau sudah begini ya makin miskin kami. Ini sudah untuk masyakat miskin kok dikurang-kurangi lagi, jahat kali mereka itu,” ucap Intan kecewa.

Warga Baganbatu lainnya Tini (29) mengaku kesal karena isi gas ”melon” dirasa jauh berkurang hingga setengahnya dan meminta kepada pemerintah serius mengatasi masalah ini.

"Pemerintah kan punya kebijakan untuk melakukan pengawasan sepenuhnya serta penindakan seandainya ditemukan adanya kegiatan terkait gas elpiji yang merugikan masyarakat. Tapi herannya sampai saat ini tidak ada terlihat tindakan dari pemerintah,” tuturnya.

Sementara itu salah seorang warga Balaijaya, Hariadi (36) mengatakan bahwa selama ini ukurannya pas jika ditimbang dalam keadaan isi tabungnya itu seberat 8 kilogram. ”Kalau sekarang ini paling berat 7 kilo. Berarti kan sudah berkurang sekitar 1 kilo. Ini kan kami yang rugi,” ucap Hariadi.

Data yang berhasil dirangkum menyebutkan bahwa harga jual elpiji ‎ukuran 3 kilogram di wilayah Baganbatu bervariasi mulai Rp23 ribu per tabung hingga Rp25 ribu. ***

(Akham Sophian)
Kategori : Rohil, Umum
wwwwww